Pendidikan Para Bangsawan di Tatar Sunda

Dijual Buku Antik dan Langka

gedung hbs di bandung tempo dulu
Gedung HBS di Jalan Belitung Bandung 



Pendidikan Para Bangsawan Di Tatar Sunda 
Hoofdenschool (Sakola Menak) Kegiatan dan ragam pendidikan pribumi makin bertambah dengan pembukaan Hoofdenschool, yaitu sekolah khusus untuk calon pegawai. 

Sekolah ini didirikan di Kota Bandung berdasarkan keputusan pemerintah tanggal 30 Maret 1878 No. 21. Sekolah tersebut khusus disediakan untuk anak-anak pegawai pribumi dan tokoh masyarakat terkemuka. 

Oleh karena itu, sekolah tersebut dikenal dengan julukan Sakola Menak. Murid pertama pada tahun 1880 berjumlah 44 orang. Pelajaran kecuali pedagogik  sama dengan pelajaran di HIK. Bahasa pengantar adalah bahasa Belanda. 


Oleh karena itu, tahun pertama murid IA wajib menjadi "murid pendengar" di sekolah Eropa. iviuri Sakola Menak tidak memperoleh tunjangan. Mereka harus membayar uang sekolah. Akan tetapi, mulai tahun 1886, murid Hoofdenschool (SakolaMenak) dibebaskan dari kewa-jiban membayar uang sekolah.


Pada tahun 1887 jumlah murid meningkat dari 44 orang (1880) menjadi 60 orang. Murid berasal dari Priangan 44 orang, Cirebon 8 orang, Krawang 7 orang, dan seorang dari Jakarta. Perkembangan Hoofdenschool antara lain ditunjuk-kan oleh data kelulusan murid antara tahun 1890-1892. Pada tahun 1890 murid sekolah tersebut berjumlah 60 orang. Dalam ujian akhir, sepuluh orang murid lulus dengan memuaskan.


Waktu itu, guru orang pribumi di Hoofden-school berjumlah tiga orang, yaitu: M. Sasmitapura, R. Kusumadibrata, dan Darma Kusuma. Tahun berikutnya, jumlah murid meningkat menjadi 62 orang, termasuk dua orang anak Sultan Sambas. Dalam ujian akhir tahun itu, 11 orang murid lulus dengan memuaskan.


Kondisi yang sama persis terjadi pula pada tahun 1892. Sekitar pertengahan tahun 1892 di Hoofdenschool terjadi reorganisasi menyangkut arah dan tujuan pendidikan. Pemerintah menginginkan agar sekolah itu benar-benar menjadi sekolah menengah, khusus untuk mendidik calon pegawai pribumi.


Penegasan pemerintah itu mengandung arti bahwa pemerintah masih kekurangan pegawai pribumi yang berkualitas. Sementara itu, seorang guru pribumi, yaitu R. Kusumadibrata ke luar dari Hoofdenschool. Ia digantikan oleh R. Kartapringga.
Sumber:Sejarah Tatar Sunda.Oleh.Nina H.Lubis.DKK2003.



Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Pendidikan Para Bangsawan di Tatar Sunda

Posting Komentar