CERITA SI HAMZAH
Dasar Si Sidurachim jadi kusirnya jadi tau betul di mana tempat-tempatnya barang-barang Tuan Salim. Setelah selesai merampok,maka hasil rampokannya itu dibagi tiga. Pikir bapak Hamzah agak tenang karena bakal bisa menuruti keinginan anaknya.
Dari hasil rampokannya itu,oleh Bapak Hamzah dibeliin kain putih panjang,bibit kelapa,tak lupa ia mencari uang peseran 7 buah dan ribuan 7 buah. Semuanya itu akan diserahkan keapada Raden Ranggawira. Setealh persiapan diperkirakan sudah lengkap, maka Bapak Hamzam berangkat ke rumah Raden Ranggawira untuk meyerahkan kekudangan yang diinginkan.
Sampai di tempat Raden Ranggawira,kain putih,bibit kelapa,uang 7 peser dan 7 ribu diserahkan kepada Raden Ranggawira. Bukan main herannya Raden ranggawira melihat itu semua. Tidak sesuai dengan apa yang diminta. Dengan tenang bapak Hamzah mengajak Raden Ranggawira keluar. Di depan rumah sudah tersedia kereta di mana kusirnya Si Durachim.
Raden Ranggawira diajaknya naik naik. Bapak Hamzah membawa kain putih tersebut,dibentangkan dahulu,lalu kereta itu dari Jatinegara berangkat menuju Bogor. Maka menurut bapak Hamzah kain yang dimintanya panjangnya dari jatinegara sampai Bogor sudah terpenuhi.
Untuk kelapa komplit,oleh Bapak Hamzah diserahkan bibit kelapa,dengan komentar bahwa nanti kalau sudah ditanam dan menjadi besar akan menghasilkan kelapa, bunga dan lain-lainnya seperti apa yang diminta oleh Raden Ranggawira.
Untuk permintaan yang terakhir, maka diserahkannya, yaitu 7 peser terus menyebukan uang lainnya yang diminta, yaitu 7sen,tujuh gobang,tujuh ketip dan seterusnya sampai yang terakhir 7 ribu diserahkannya uang tujuh ribu rupiah. Dengan demikian permintaan berupa uang sudah terpenuhi.
Setelah merasa sudah sudah memenuhi semua permintaan Raden Ranggawira, maka Bapak Hamzah lalu ini Sanimah dikawinkan dengan Si Hamzah.
Merasa Keampokkan Saudagar Salim,melapor kepada polisi. Polisi mencari itu perampok. Ketiga perampok yaitu: Pak Hamzah,Durahman dan Durachim dapat ditangkap. Karena pak hamzah terkenal orang jahat, maka dia melawan juga sama polisi. karena dilawan lalu polisi melepaskan tembakan. kena dada Pak Hamzah dan tidak berapa lama Pak Hamzah meninggal.
Kemudian polisi menghadapi temn Pak Hamzah yaitu Durahman dan Durachim,keduanya melawan juga. Akhirnya keduanya kena tembak dan tewas pula. Ketiganya dibuang saja mayatnya di situ.
Mulai saat itu tempat tersebut dinamakan " Rawabangke ". Karena di tempat itu banyak bangke atau mayat. Di tempat itu sering terjadi perkelahian,dan pasti ada yang mati. Juga dipakai tempat membuang mayat. TAMAT .
Sumber: Cerita Rakyat Daerah Khusus Ibukota Jakarta.1982.
Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas
Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
Posting Komentar