Biografi Hasan Mustafa
Haji Hasan Mustafa lahir di Garut, Jawa Barat, 3 Juni 1852 M – Bandung. Meninggal pada 13 Januari 1930. Adalah seorang pujangga Islam berikut ulama besar Islam yang banyak menulis masalah agama dan tasawuf dalam bentuk guritan (puisi yang berirama dalam bahasa Sunda), pernah menjadi kepala penghulu di Aceh pada zaman Hindia Belanda.
Haji Hasan Mustapa (HHM) adalah ulama besar sekaligus sastrawan Sunda besar yang karya-karyanya mewarnai khasanah Sastra Sunda. HHM lahir tahun 1852 di Garut dan bermukim lama di Mekah untuk belajar agama. Pada tahun 1882 Haji Hasan Mustafa meninggalkan Mekah, karena dipanggil oleh RH. Muhammad Musa, penghulu Garut pada masa itu. Ia dipanggil pulang untuk meredakan ketegangan akibat perbedaan paham di antara para ulama di Garut.
Berkat usaha Haji Hasan Mustafa dan bantuan RH. Muhammad Musa, perselisihan itu dapat diredakan. Karena pengetahuan agamanya yang luas, Tahun 1889 Snouck Hurgronje memintanya untuk mendampinginya dalam perjalanan keliling Jawa dan Madura. Ketika itu Snouck Hurgronje adalah penasihat pemerintah Hindia Belanda tentang masalah Bumiputra dan Arab.
Ia menjadi pembantu Snouck Hurgronje selama 7 tahun. Atas usul Snouck Hurgronje, pemerintah Belanda mengangkat Haji Hasan Mustafa menjadi kepala penghulu di Aceh pada tanggal 25 Agustus 1893.
Jabatan kepala penghulu di Aceh dipegangnya selama 2 tahun (1893-1895). Kemudian pada tahun 1895 ia kembali ke Bandung dan menjadi penghulu Bandung selama 23 tahun. Akhirnya pada tahun 1918, atas permintaannya sendiri ia memperoleh pensiun. Selama hidupnya HHM banyak menulis dangding dalam bahasa Sunda. Isi dari dangding tersebut banyak yang menganggap dominan bernuansa tasawuf.
Aliran mengenai tasawuf yang dianut dan diajarkan kepada muridnya tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi beberapa orang menyebutkan bahwa ia menganut aliran Syattariah, suatu tarekat yang berasal dari India,didirikan oleh Syekh Abdullah Asy-Syattar, dikembangkan di Indonesia mula-mula oleh Syekh Abdur Rauf Singkel, dan menyebar ke Jawa Barat karena peranan Syekh Haji Abdul Muhyi, salah seorang murid Syekh Abdur Rauf Singkel. Dalam karyanya ia sering menyebut nama al-Ghazali sebagai sufi yang dikaguminya.
Haji Hasan Mustafa menyebarkan ajaran Islam melalui karya-karya seninya yang sangat berlainan dengan karya-karya seni Sunda pada masa itu. Umumnya yang dibahas adalah maslah-masalah ketuhanan (tasawuf). Bentuk formalnya mirip dengan kitab-kitab suluk dalam bahasa Jawa, tetapi isinya lebih dekat dengan tradisi puisi tasawuf.
Karya-karya itu merupakan perpaduan atas tanggapan, renungan,dan pendapat Haji Hasan Mustafa terhadap bermacam-macam pengetahuan yang dikuasainya, yakni agama Islam, tasawuf, kebudayaan Sunda, dan peristiwa-peristiwa yang dialaminya.Hampir semua karyanya ditulis dalam huruf pegon (tulisan menggunakan huruf Arab tetapi kata-kata dalam bahasa Jawa atau Sunda).
Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas
Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
Posting Komentar