KOLAM RENAMG CIHAMPELAS TEMPO DULU
DENGAN LATAR BELAKANG GUNUNG TANGKUBAN PARAHU.
KOLAM RENANG CIHAMPELAS JAMAN KOLONIAL BELANDA
FOTO DIBUAT ANTARA TAHUN 1930-1935 |
Padahal Maret 2009 lalu, pembongkaran baru dilakukan pada sebagian bangunan. Bangunan di bagian luar, seperti bangunan ruang ganti dan ruang petugas tiket telah rata dengan tanah. Demikian pula dengan bagian atap kantin dan tempat beristirahat yang juga sudah dibongkar. Namun, patung Neptunus yang memegang trisula dan membawa kendi masih terlihat. Air pun masih keluar dari kendi itu. Hanya, tiga kolam renang yang ada sudah tidak lagi terisi air. Bahkan, di dasar kolam dipenuhi lumut.
Seorang warga sekitar, Usep (52) mengatakan, pembongkaran dilakukan sejak beberapa bulan lalu. Padahal bagi dirinya, kolam tersebut memiliki kenangan yang tidak bisa dilupakan. "Dari kecil kalau main ke sana. Rasanya ingin menangis melihat sekarang sudah rata dengan tanah. Mau melapor juga tidak tahu kemana," ujarnya, Kamis (30/7).
Usep menegaskan, ia menyayangkan pembongkaran itu sebab kolam renang tersebut juga sarat akan sejarah. "Dulu sempat digunakan untuk PON ke-I. Memang penyelenggaraan PON I di Solo, tapi cabang renang dilakukan di Kolam Renang Tjihampelas sebab di Pulau Jawa baru di Bandung yang ada kolam renang. Selain itu, pernah menjadi arena pertarungan Sea Games," ujarnya.
Rusunami
Ketua Bandung Heritage Hearstoeti mengaku pernah diundang pengembang dan pemilik bangunan. Hanya, saat itu Bandung Heritage memberikan arahan dan masukan. Bahkan, Bandung Heritage meminta agar pemandian itu tidak dibongkar.
"Waktu itu dikatakan akan dibangun rumah susun. Namun melihat kondisi kawasan itu dengan beban jalan yang tinggi, kami memberikan arahan jangan bahkan kami meminta agar kolam tidak dibongkar. Hal itu atas pertimbangan nilai sejarah, konservasi, dan juga beban daerah," tuturnya.
Pemilik bangunan, Henri Husada mengatakan, proses pembangunan di bekas areal kolam renang itu dilakukan sejak Januari 2009, dan rencananya akan dibangun rumah susun hak milik (rusunami). "Awalnya kami ingin membangun untuk komersil, tapi atas usulan beberapa pejabat, akhirnya diubah menjadi rusunami sekaligus mendukung program pemerintah," ujarnya.
Henri menegaskan, kolam renang tersebut tidak termasuk bangunan cagar budaya. "Saya punya daftar bahwa itu tidak termasuk cagar budaya. Kalau cagar budaya, saya juga tidak berani," ucapnya pula. Daftar yang dimaksud adalah daftar benda cagar budaya milik Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Jabar 3 Juni 2000. Sedangkan Maret 2009, Wali Kota Bandung mengeluarkan surat edaran mengenai Rehabilitasi, Renovasi, dan Restorasi Bangunan Cagar Budaya. Dalam edaran tersebut, Kolam Renang Tjihampelas termasuk dalam daftar 240 bangunan cagar budaya. (A-188)*** Sumber : Pikiran Rakyat
31 Juli 2009
Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas
Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
Posting Komentar