Sampai sejauh ini,kisah kota Bandung yang dipaparkan masih sekitar Era kebangkitannya yang pertama.
Sebagimana telah diungkapkan, ada 3 faktor akselerasi yang mempercepat kebangkitan Kota Bandung dijaman baheula, yaitu:
1. Pemasangan jaringan rel Kereta Api, yang menghubungkan Bandung-Batavia lewat Cianjur/Bogor, diresmikam pada tanggal 17 Mei 1884. Disusul lintasan K.A Bandung-Yogyakarta-Surabaya yang rampung dibangun pada tahun 1894.
Kemudian hubungan Bandung - Batavia lewat Purwakarta-Cikampek, dibuka pada tanggal 29 Desember 1900. Akhirnya pembangunan jaringan rel K.A. diwilayah Hinterland Bandung, lebih memperlancar lagi jaringan komunikasi.
2. Pembukaan Onderneming kopi,kina dan karet diwilayah Priangan khususnya didaerah pegunungan sekitar Bandung, jelas berpengaruh besar terhadap perkembangan kota ini. Apa laga Bandung telah menjadi Ibu Negeri Karesidenan Priangan.
3. Dorongan partisipasi dan keterlibatan warga Kota Bandung dalam wadah Vereeniging tot nut nan Bandoeng en omsterken untuk ikut membangun, melengkapi dan membenahi bangunan fisik kota, serta meningkatkan kesejahtraan masyarakat, merupakan salah satu kunci suksesnya pembangunan kota tempo dulu.
Keberhasilan program yang dijalankan oleh Perkumpulan Kesejahtraan Masyarakat Bandung dan sekitarnya, tidak bisa dipisahkan dari jasa upaya ketuanya, Asisten Residen Priangan Pieter Sitjoff yang cakap.
Ketiga faktor yang telah disebutkan merupakan unsur dominan yang menunjang awal pembangunan Kota Bandung. Begitu besar dan menonjolnya peran dan jasa pieter Sitjoff beserta orgnanisasi yang dipimpinnya, dalam partisipasi membangun Kota Bandung. Sehingga atas kesepakatan warga kota semua, pada tahun 1885 dibangun sebuah Taman Bunga di ujung utara Jl. Braga, sebagai kenang-kenangan.
Untuk mengabadikan namanya, Taman Bunga itu kemudian dinamakan Pieter park (sekarang Taman Merdeka). Mungkin lusa atau kapan, Taman Merdeka bisa beralih nama bisa menjadi Taman Badak Putih, gara-gara patung badak nongkrong menghadap taman. Pieter park yang dibangun tahun 1885 adalah taman bunga pertama yang dibangun di Kota Bandung.
orang yang mendapat kehormatan merencanakan pembangunan "Pieter Park" adalah Meneer R.Teucser, Botanikus yang tinggal dipojok Jl.Tamlong-Naripan.
Bentuk dari taman sebenarnya sederhana, datar dan nyaris bujur sangkar. jaringan jalan dalam taman menyerupai huruf Y. Ditengah taman pada pertemuan ketiga jalur jalan, dibangun sebuah bangunan Koepel, tempat orang berteduh atau untuk bermain Muziek Orkes (Brass-Band) setiap malam minggu.
Bentuk dari taman sebenarnya sederhana, datar dan nyaris bujur sangkar. jaringan jalan dalam taman menyerupai huruf Y. Ditengah taman pada pertemuan ketiga jalur jalan, dibangun sebuah bangunan Koepel, tempat orang berteduh atau untuk bermain Muziek Orkes (Brass-Band) setiap malam minggu.
Untuk menjaga kesuburan dan kelembaban tanah di sekitar Pieter Park, maka digalilah sebuah kanal memanjang di tepi uatara taman. Yang membatasi taman dengan pekarangan kantor Gemeente Bandung. melintasi kanal dibangun sebuah jembatan besi yang melengkung seperti jembatan Kereta Api.
Gemercik air yang mengalir pada saluran kanal bersumber dari Sungai Cikapayang yang hulunya terletak di Taman Sari atas (Lembah Cikapundung balakang Kebon Binatang). Untuk menggali saluran dikerahkan berpuluh penduduk Kampung Balubur dan Taman Sari.
Melalui saluran yang digali penduduk, air dari Cikapayang dialirkan menuju 4buah taman di Kota Bandung: Izjerman Park (Taman Ganesa), Pieter Park (Taman Merdeka), Molukken Park (Taman Maluku), dan Insulide Park (Taman Nusantara/Taman lalu-Lintas).
Menurut seorang sesepuh di daerah Tamansari, penggalian saluran itu sempat merenggut jiwa 6 orang pekerja. Mereka meninggal tatkala galian sampai di jembatan Cikapayang,utara Pasar Balubur. Konon menurut cerita masyarakat setempat, pada lokasi yang terkena galian itu,terdapat sebuah makam kuno, yang Angker. (Wallahu'alam) Sumber: Wajah Bandung Tempo Doeloe - 1984 - Haryoto Kunto
Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll Menurut seorang sesepuh di daerah Tamansari, penggalian saluran itu sempat merenggut jiwa 6 orang pekerja. Mereka meninggal tatkala galian sampai di jembatan Cikapayang,utara Pasar Balubur. Konon menurut cerita masyarakat setempat, pada lokasi yang terkena galian itu,terdapat sebuah makam kuno, yang Angker. (Wallahu'alam) Sumber: Wajah Bandung Tempo Doeloe - 1984 - Haryoto Kunto
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas
Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
Posting Komentar