Suasana Jalan Diponegoro antara tahun 1933-1937 dengan latar belakang Gedung Sate |
Sejarah Gedung Sate
Gedung Sate yang pada masa Pemerintahan Belanda disebut Gouvernements Bedrijven atau lebih dikenal oleh masyarakat di sekitarnya dengan sebutan He-Be (GB). Sebutan He-Be oleh masyarakat Bandung mulai hilang kira-kira akhir tahun 80'an, dan masyarakat Bandung sekarang lebih akrab dengan menyebutnya Gedung Sate saja.
Gedung Sate yang pada masa Pemerintahan Belanda disebut Gouvernements Bedrijven atau lebih dikenal oleh masyarakat di sekitarnya dengan sebutan He-Be (GB). Sebutan He-Be oleh masyarakat Bandung mulai hilang kira-kira akhir tahun 80'an, dan masyarakat Bandung sekarang lebih akrab dengan menyebutnya Gedung Sate saja.
Gedung Sate antara tahun 1933-1937 yang tampak masih sepi |
Peletakan pertama pembangunan Gedung Sate 27 Juli 1920 |
Peletakan batu pertama Gedung Sate dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, putera pertamanya Walikota Bandung B.Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia (Jakarta tempo dulu) J.P. Graaf van Limburg stirum pada tanggal 27 Juli 1920, merupakan hasil perencanaan sebuah tim yang terdiri dari Ir.J. Gerber, arsitek muda kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delf Belanda, Ir. De Roo dan Ir.G.Hendriks serta pihak Gemeente van Bandoeng, diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan kurang lebih 2000 pekerja, 150 orang diantaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu yang di datangkan dari negeri Cina yang berasal dari daerah Konghu, dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Gandok, Kampung Coblong Sekeloa, Kampung Coblong Dago, dan Kampung Cibarengkok Sukajadi, yang sebelumnya mereka menggarap Kampus ITB dan Gedong Papak (Gedung Balai kota sekarang).
Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang tidak terlepas dari masukan maestro arsitek terkenal asal Belanda Dr. Hendrik Petrus Berlage,yang bernafaskan arsitektur tradisional Nederlandsch Indisch (Indonesia).
Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyebutkan bahwa Gedung Sate adalah bangunan monumental yang megah mempesona dengan gaya arsitektur unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stijl), sehingga tidak mustahil bila kemegahan sebuah candi di Jawa Tengah yakni Candi Borobudur ikut mewarnai Gedung Sate.
Seorang perempuan Eropa sedang berpose di halaman depan gedung Sate tahun 1920 |
Gedung Sate dengan ciri khasnya berupa ornamen tusuk sate pada menara pusatnya, telah lama menjadi icon yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa-Barat tapi juga seluruh Nusantara bahkan bentuk arsitektur itu menjadi inspirasi bagi beberapa bangunan dan tanda-tanda kota di Jawa Barat lainnya. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta Api di kota Tasikmalaya. dll.
Gedung Sate Mulai dibangun pada tahun 1920 yang menghabiskan dana sekitar 6 juta f.(uang Belanda).
Gedung Sate Mulai dibangun pada tahun 1920 yang menghabiskan dana sekitar 6 juta f.(uang Belanda).
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas
Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
Posting Komentar