Sampai di rumah Raden Ranggawira terus saja di menceritakan maksudnya. Mendengar permintaan itu Si Bapak Hamzah itu,bukan main herannya Raden Ranggawira. Dia pikir jangan-jangan Bapak Hamzah ini kurang waras. Selain anaknya sudah dijodoin sama keponakannya sendiri, dia tau bahwa keluarganya Hamzah bukannya orang baik-baik.
Tapi Raden Ranggawira mempunyai cara yang halus untuk menolaknya. Raden Ranggawira mengatakan bahwa boleh saja dia melamarnya,dan mau juga menerima sebagai menantu, asal Si Hamzah bisa memenuhi kekudangannya.
Untuk lamarannya nanti minta :
- Buah kelapa komplit, maksudnya diikut sertakan pula pohonnya, batangnya,daunnya sampai bunga dan lain sebagainya.
- Kain yang panjangnya mulai dari Jatinegara sampai dengan Bogor.
- Uang mulai dari 7 peser, 7 sen, 7 gobang, 7 ketip, 7 talen, dan seterusnya sampai dengan 7 ribu.
Sampai di rumah hati pak Hamzah menjadi gelisah,karena memikirkan syarat-syarat yang diminta oleh Raden Ranggawira tadi.
Mau dibatalkan itu lamaran,takut anaknya ngambek. Mau diterusin, dia dapat uang dari mana untuk membeli barang-barang permintaan Raden Ranggawira sangat aneh-aneh. Pikir punya pikir akhirnya dia ingat sama keponakannya yang bernama Durahman. Durahman lalu dipanggilnya . Diceritakan semua persoalannya Durahman mendengar itu semua, kasihan juga sama uwaknya.
Lalu dia ingetpunya teman yang namanya Si Durachim. Durachim itu tinggalnya di Kota Mangga 2. Durachim itu sudah pernah ikut sama saudagar Arab yang terkenal kaya tapi kikirnya minta ampun. Saudagar Arab itu bernama Tuan Salim yang tinggal di Krukut, Kota. Waktu itu Si Durahim jadi kusir Tuan Salim.
Bapak Hamzah bersama si Durahim pergi ke tempat Durachim.
Cerita punya cerita akhirnya samapai ke tujuannya yaitu mau pinjam uang. Durachim bilang sama Bapak Hamzah bahwa kalau caranya mau pinjam uang sama Tuan Salim enggak bakalan dapet.
Kecuali harus ada jaminan,juga bunganya keliwat tinggi. Memang orang Arab Krukut terkenal pelitnya.
Maka berunding punya berunding akhirnya disepakatin mau ngerampok saja. begitulah seterusnya mereka bertiga pada ngerampok di saudagar Salim.
Bapak Hamzah bertempat tinggal di Rawamangun bersama isteri dan anaknya seorang laki-laki yang bernama Hamzah. Disebutnya bapak Hamzah lantaran nama anaknya Hamzah. Pada suatu hari Bapak Hamzah bersama isteri dan Si Hamzah pergi berjalan-jalan ke Jatinegara . Di situ Si hamzah melihat seorang wanita yang sangat antk sedang berbelanja di Meester. Tak henti-hentinya Si Hamzah memandangnya. Rasanya segalanya serba menarik di hati Si Hamzah. Kalau ibunya tidak mengajak pulang,mungkin dia masih terus melamun saja.
Sampai di rumah hati Si Hamzah tak bisa tenang,sebab selalu terbayang-bayang akan wajah si wanita cantik di pasar semalam.
Maka setelah itu secara diam-diam dia sering pergi sendirian ke Mester hanya ingin ketemu saja dengan wanita tersebut. Cerita punya erita akhirnya Si Hamzah bisa kenal juga sama wanita yang selalu diimpikan dan taulah dia sekarang akan namanya,yaitu Si Sanimah.
Sanimah adalah anak dari raden Ranggawira seorang saudagar yang kaya lagi pula sangat disegani di daerah Mester. Anak satu-satunya adalah Si Sanimah . Maka sudah barang tentu dia sangat sayang kepadanya. Dan menurut kabar Si Sanimah sudah dijodohkan dengan saudagar muda yang masih kemenakannya sendiri
Setelah Si Hamzah merasa sudah benar-benar bulat pendiriannya mau mengambil isteri Sanimah. Maka dia menemui bapaknya minta agar supaya dilamarkan itu Si Sanimah anaknya Raden Ranggawira. Mendengar permintaan anaknya itu bapak Hamzah menjadi sedih hatinya,sebab bukan sewajarnya kalau dia mau melamar Si Sanimah. Dia hanya orang kecil,sedangkan Raden Ranggawira selain dia sangat terpengaruh,dia juga sangat disegani di daerahnya. Tetapi karena desakan anaknya yang terus menerus akhirnya di pergi juga ke rumah Raden Ranggawira untuk melamar anaknya yaitu Si Sanimah.
Dasar Si Sidurachim jadi kusirnya jadi tau betul di mana tempat-tempatnya barang-barang Tuan Salim. Setelah selesai merampok,maka hasil rampokannya itu dibagi tiga. Pikir bapak Hamzah agak tenang karena bakal bisa menuruti keinginan anaknya.
Dari hasil rampokannya itu,oleh Bapak Hamzah dibeliin kain putih panjang,bibit kelapa,tak lupa ia mencari uang peseran 7 buah dan ribuan 7 buah. Semuanya itu akan diserahkan keapada Raden Ranggawira. Setealh persiapan diperkirakan sudah lengkap, maka Bapak Hamzam berangkat ke rumah Raden Ranggawira untuk meyerahkan kekudangan yang diinginkan.
Sampai di tempat Raden Ranggawira,kain putih,bibit kelapa,uang 7 peser dan 7 ribu diserahkan kepada Raden Ranggawira. Bukan main herannya Raden ranggawira melihat itu semua. Tidak sesuai dengan apa yang diminta. Dengan tenang bapak Hamzah mengajak Raden Ranggawira keluar. Di depan rumah sudah tersedia kereta di mana kusirnya Si Durachim.
Raden Ranggawira diajaknya naik naik. Bapak Hamzah membawa kain putih tersebut,dibentangkan dahulu,lalu kereta itu dari Jatinegara berangkat menuju Bogor. Maka menurut bapak Hamzah kain yang dimintanya panjangnya dari jatinegara sampai Bogor sudah terpenuhi.
Untuk kelapa komplit,oleh Bapak Hamzah diserahkan bibit kelapa,dengan komentar bahwa nanti kalau sudah ditanam dan menjadi besar akan menghasilkan kelapa, bunga dan lain-lainnya seperti apa yang diminta oleh Raden Ranggawira.
Untuk permintaan yang terakhir, maka diserahkannya, yaitu 7 peser terus menyebukan uang lainnya yang diminta, yaitu 7sen,tujuh gobang,tujuh ketip dan seterusnya sampai yang terakhir 7 ribu diserahkannya uang tujuh ribu rupiah. Dengan demikian permintaan berupa uang sudah terpenuhi.
Setelah merasa sudah sudah memenuhi semua permintaan Raden Ranggawira, maka Bapak Hamzah lalu ini Sanimah dikawinkan dengan Si Hamzah.
Merasa Keampokkan Saudagar Salim,melapor kepada polisi. Polisi mencari itu perampok. Ketiga perampok yaitu: Pak Hamzah,Durahman dan Durachim dapat ditangkap. Karena pak hamzah terkenal orang jahat, maka dia melawan juga sama polisi. karena dilawan lalu polisi melepaskan tembakan. kena dada Pak Hamzah dan tidak berapa lama Pak Hamzah meninggal.
Kemudian polisi menghadapi temn Pak Hamzah yaitu Durahman dan Durachim,keduanya melawan juga. Akhirnya keduanya kena tembak dan tewas pula. Ketiganya dibuang saja mayatnya di situ.
Mulai saat itu tempat tersebut dinamakan " Rawabangke ". Karena di tempat itu banyak bangke atau mayat. Di tempat itu sering terjadi perkelahian,dan pasti ada yang mati. Juga dipakai tempat membuang mayat. TAMAT .
Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas
Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
Posting Komentar