Kampung Adat Sunda Ciptagelar Sukabumi

Dijual Buku Antik dan Langka



Kampung Adat Sunda Ciptagelar Sukabumi
Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar adalah sebuah kampung adat Sunda yang mempunyai ciri khas dalam lokasi dan bentuk rumah serta Budaya. Berada di wilayah kampung Sukamulya desa Sirnaresmi kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi



Kampung Adat Sunda Ciptagelar Sukabumi
Deretan Lumbung padi di kampung Ciptagelar Sukabumi dengan latar belakang
hamparan sawah yang menghijau

Lembur Kuring

Mangsa wanci geus reup reupan
Halimun gunung mimiti nyimbutan lembur
Tongeret lir mere tanggara
Marengan hibarna cahaya layung
Mapag datangna indung peuting

Kuring ngajanteng salila lila
Neuteup runggunukna pilemburan
Nu kalingkung ngeplakna pasawahan
Tempat kuring reureuh
Tempat kuring macangkrama jeung baraya

Lembur kuring
Sanajan ayana di tepis wiring
Kuring bagja
Dilahirkeun di sarakan pamidangan
Nu nyuguhkeun katengtreman
Waas ....


Lokasi :
Secara administratif, Kampung Ciptagelar berada di wilayah Kampung Sukamulya Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Jarak Kampung Ciptagelar dari Desa Sirnaresmi 14 Km, dari kota kecamatan 27 Km, dari pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat).103 Km dan dari Bandung 203 Km ke arah Barat.

Kampung Adat Sunda Ciptagelar
Lumbung padi di kampung Ciptagelar diletakan lebih tinggi dari areal pemukiman 

Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar adalah sebuah kampung adat yang mempunyai ciri khas dalam lokasi dan bentuk rumah serta tradisi yang masih dipegang kuat oleh masyarakat pendukungnya. Masyarakat yang tinggal di Kampung Ciptagelar disebut masyarakat kasepuhan. Istilah kasepuhan berasal dari kata sepuh dengan awalan /ka/ dan akhiran /an/. Dalam bahasa Sunda, kata sepuh berarti 'kolot' atau 'tua' dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan pengertian ini, muncullah istilah kasepuhan, yaitu tempat tinggal para sesepuh. Sebutan kasepuhan ini pun menunjukkan model 'sistem kepemimpinan' dari suatu komunitas atau masyarakat yang berasaskan adat kebiasaan para orang tua (sepuh atau kolot). Kasepuhan berarti 'adat kebiasaan tua' atau 'adat kebiasaan nenek moyang'.



Kampung Adat Sunda Ciptagelar
Di kampung adat Ciptagelar menanam padi hanya satu kali dalam setahun
mereka berhasil mengembangkan 175 bibit varietas lokal selama 640
 tahun lebih

Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar merupakan nama baru untuk Kampung Ciptarasa. Artinya sejak tahun 2001, sekitar bulan Juli, Kampung Ciptarasa yang berasal dari Desa Sirnarasa melakukan hijrah wangsit ke Desa Sirnaresmi yang berjarak belasan kilometer. Di desa inilah, tepatnya di Kampung Sukamulya, Abah Anom atau Bapa Encup Sucipta sebagai puncak pimpinan kampung adat memberi nama Ciptagelar sebagai tempat pindahnya yang baru.

Ciptagelar artinya terbuka atau pasrah. Kepindahan Kampung Ciptarasa ke kampung Ciptagelar lebih disebabkan karena perintah leluhur yang disebut wangsit. Wangsit ini diperoleh atau diterima oleh Abah Anom setelah melalui proses ritual beliau yang hasilnya tidak boleh tidak, mesti dilakukan.



Kampung Adat Sunda Ciptagelar

Oleh karena itulah perpindahan kampung adat bagi warga Ciptagelar merupakan bentuk kesetiaan dan kepatuhan kepada leluhurnya. Masyarakat atau warga Kampung Ciptagelar sebenarnya tidak terbatas di kampung tesebut saja tetapi bermukim secara tersebar di sekitar daerah Banten, Bogor, dan Sukabumi Selatan. Namun demikian sebagai tempat rujukannya, "pusat pemerintahannya" adalah Kampung Gede, yang dihuni oleh Sesepuh Girang (pemimpin adat), Baris Kolot (para pembantu Sesepuh Girang) dan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar yang ingin tinggal sekampung dengan pemimpin adatnya. Kampung Gede adalah sebuah kampung adat karena eksistensinya masih dilingkupi oleh tradisi atau aturan adat warisan leluhur.




Kampung Adat Sunda Ciptagelar
Larangan kampung adat Ciptagelar menjual gabah atau padi ataupun beras hasil panen 

Kampung Ciptagelar dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat (mobil) dan roda dua (motor). Jenis kendaraan roda empat harus mempunyai persyaratan khusus, yakni mempunyai ketinggian badan cukup tinggi di atas tanah serta dalam kondisi prima. Apabila tidak mempunyai persyaratan yang dimaksud kecil kemungkinan kendaraan tersebut sampai ke lokasi. Dan umumnya mobil-mobil demikian hanya sampai di kantor Desa Sirnaresmi yang sekaligus merupakan tempat parkirnya. Bila anda tidak membawa kendaraan sendiri,anda dapat menggunakan kendaraan umum seperti  ojeg atau mobil umum jenis jeep yang hanya ada pada waktu tertentu atau jalan kaki. *** Sumber artikel : disparbud jabar - Sumber foto: dari berbagai sumber



Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Kampung Adat Sunda Ciptagelar Sukabumi

Posting Komentar