Sastra Sunda Carita Pantun

Dijual Buku Antik dan Langka




carita pantun




Carita Pantun
Carita (cerita) Pantun adalah cerita yang dituturkan dalam pertunjukan seni tutur yang disebut mantun. Penuturan carita pantun dilakukan dengan cara didendangkan oleh seorang juru pantun sambil diiringi alat musik kacapi (kecapi) yang dipetiknya sendiri. Petikan kacapi ini lebih berfungsi sebagai pengatur irama daripada sebagai pengiring melodi. Ada dua jenis kacapi yang biasa digunakan untuk mengiringi carita pantun. Jenis pertama adalah kacapi yang ukurannya lebih besar baik panjang maupun ruang resonansinya bila dibandingkan dengan kecapi pada umumnya. Bentuk kacapi ini mirip dengan perahu yang tanpa layar. Pada kedua ujung kacapi berbentuk gelung (sanggul).

Nada yang dihasilkannya berupa nada-nada yang berat dan bergema. Kacapi jenis ini disebut kacapi pantun. Kacapi pantun digunakan oleh juru pantun yang berasal dari daerah Priangan dan Kuningan. Jenis kedua adalah kacapi yang mirip dengan kacapi kawih hanya ukurannya lebih kecil dan penampilannya lebih sederhana. Kacapi jenis ini digunakan oleh juru pantun yang berasal dari daerah Baduy. Kawat (dawai) yang terdapat pada kedua jenis kacapi ini pada awalnya berjumlah 9 buah, tetapi kemudian ada yang berkawat 18 buah sama seperti jumlah kawat kacapi pada umumnya. Selain kacapi alat musik lainnya yang umum digunakan untuk mengiringi carita pantun adalah kecrek.


Di beberapa daerah ada juga yang menambahkan alat musik lainnya, seperti tarawangsa di daerah Sumedang, suling di daerah Karawang dan Cikampek. Tetapi di daerah Cirebon carita pantun hanya diiringi petikan kacapi saja. Juru pantun sebagai penutur carita pantun adalah seorang laki-laki tunanetra. Seorang juru pantun memang harus seorang laki-laki yang tunanetra karena ada kepercayaan bila yang menjadi juru pantun bukan orang tunanetra, maka mantunnya tidak akan kataekan (berhasil dengan sempurna). Untuk menjadi seorang juru pantun tidaklah mudah karena ada ritual-ritual yang harus dijalaninya seperti berpuasa selama berguru atau belajar mantun. Selain itu seorang juru pantunpun dituntut untuk mampu menghafal cerita pantun yang akan dituturkannnya diluar kepala berikut lagu-lagu yang akan didendangkannya. Ada beberapa lagu yang didendangkan juru pantun dalam pertunjukan carita pantun seperti; papantunan, pangapungan, dan mupu kembang. Lagu-lagu tersebut kemudian dijadikan sebagai sumber penciptaan tembang cianjuran.


Pertunjukkan carita pantun dilaksanakan sepanjang malam mulai bada isa dan berakhir menjelang subuh. Bahkan ada satu carita pantun yang berjudul Badak Pamalang yang ceritanya sangat panjang sehingga pertunjukkannya dilaksanakan selama dua malam berturut-turut. Dilihat dari lama pertunjukkannya yang memakan waktu satu malam bahkan ada yang sampai dua malam maka carita pantun merupakan cerita yang panjang. Carita pantun dipertunjukan atas permintaan seseorang yang punya keinginan untuk mengadakan salametan atau ngaruat (selamatan dan ruwatan) seperti syukuran menempati rumah baru, pernikahan, melahirkan, selesai panen, sembuh dari penyakit berat, dan sebagainya dengan tujuan untuk mendapat keselamatan. Tempat pertunjukan carita pantun di dalam rumah, biasanya di ruang tengah atau di tepas (serambi depan). Penontonnya pun terbatas, hanya kerabat yang punya hajat dan tetangga-tetangga di sekitar rumahnya.


Sebelum carita pantun dipertunjukan ada syarat-syarat yang harus disediakan oleh orang yang akan melaksanakan mantun, seperti menyiapkan sasajen (sesajen) yang berisi antara lain; kemenyan, puncak manik, rurujakan, hahampangan, air dari berbagai jenis bunga. Isi sesajen pada setiap pertunjukan pantun tidak sama tergantung dari carita pantun yang akan dipertunjukannya. Sesajen ini dipersembahkan untuk para leluhur dengan tujuan agar dalam pertunjukan carita pantun yang akan dilaksanakandiberi keberkahan dan keselamatan baik bagi yang punya hajat, juru pantun, maupun bagi mereka yang hadir untuk mendengarkan carita pantun. Begitu pula dengan juru pantunnya bila akan membawakan carita pantun yang dianggap sakral maka ia harus melakukan puasa beberapa hari sebelum pertunjukan carita pantun dilaksanakan. Dan ada pula tokoh tokoh dalam carita pantun yang dipercaya pernah hidup seperti dalam carita pantun Lutung Kasarung.


Ini menunjukkan bahwa meskipun carita pantun merupakan karya sastra lisan tetapi sangat erat kaitannya dengan adat istiadat dan kepercayaan masyarakat Sunda pada waktu itu. Bahkan dapat dikatakan bahwa carita pantun pada waktu itu cenderung dinikmati sebagai salah satu bentuk adat istiadat dalam selamatan atau ruatan yang penuh dengan mitos daripada dinikmati sebagai karya sastra lisan untuk hiburan.


Keberadaan carita pantun tersebar di seluruh pelosok wilayah provinsi Jawa Barat dan dikenal pula di daerah Brebes yang masuk dalam wilayah provinsi Jawa Tengah. Penyebaran carita pantun dilakukan dengan cara lisan dan dalam kurun waktu yang lama sehingga dalam judul yang sama mungkin saja terjadi berbagai versi dalam lakonnnya. Belum ada kepastian tentang awal adanya carita pantun. Ada yang memperkirakan bahwa carita pantun mulai dikenal pada akhir kerajaan Pajajaran, karena lakon dalam carita pantun adalah para raja keturunan Prabu Siliwangi dari kerajaan Pajajaran. Tetapi perkiraan ini tidak dapat diterima karena ada pula carita pantun yang menceritakan para raja dari kerajaan Galuh, sebuah kerajaan yang lebih tua dari kerajaan Pajajaran. Sedangkan pendukung tertulis tentang keberadaan carita pantun ini baru ditemukan dalam sebuah naskah sunda kuno yang berjudul Siksa kanda ng karesian (1440:1518M). Dalam naskah itu disebutkan tentang adanya prepantun (juru pantun) dengan 4 buah judul carita pantun, yaitu Langgalarang, Banyakcatra,Siliwangi, dan haturwangi. Tetapi sangat disayangkan bahwa keempat judul tersebut sudah tidak dikenal lagi oleh para juru pantun dewasa ini.


Carita pantun merupakan karya satra lisan asli sunda lama yang sangat bernilai tinggi baik dari segi sastra maupun budaya. Dari segi sastra carita pantun termasuk kedalam karya sastra berbentuk puisi yang sangat kuat dalam perbandingan perbandingan yang sangat plastis dan tenaga pilihan kata-kata yang tepat baik dalam menggambarkan kecantikan seorang putri, hutan lebat, putri menenun, kerajaan kertaraharja, watak pelaku utama, perang, berpengantin, dan sebagainya.


Umpamanya kecantikan jasmani dan rokhani tokoh Purbasari yang terdapat dalam carita pantun Lurung kasarung digambarkan sebagai berikut :

Semu ratu sorot menak * Bulu bitis muril-muril * Tetenger jadian kuring * Bulu punduk miuh-miuh * Tetenger jadian tahun * Sangauang dina tarang * Tetenger jadian kuras * Puter kurung dina irung * tetenger terah wong agung, tapak jalak dina letah * tetenger bisa marentah * taktak taraju jawaeun * geulis ti nitis ngajadi * jalma lenjang ti pangpangna * geulis datang kanu lahir * Terus ka langit pingpitu * Paut ka congkar buana * Komara mancur ka langit.


Carita pantun terbagi atas dua bagian, yaitu : rajah dan isi cerita. Rajah pada intinya berisi permohonan izin kepada Tuhan, para leluhur, dan para mahluk gaib lainnya yang menghuni berbagai tempat dengan harapan agar mendapat keselamatan dan keberkahan bagi yang punya hajat, juru pantun, dan orang yang mendengarkan sehubungan dengan akan dilaksanakannya pertunjukkan pantun.


Isi dan panjang pendeknya rajah pada setiap carita pantun tidak selalu sama tergantung dari juru pantunnya. meskipun carita pantun yang dilakonkan berbeda tetapi bila juru pantunnya sama mungkin saja rajah yang dibawakannya akan sama. Rajah bukan merupakan bagian dari isi carita pantun, tetapi kehadirannya pada setiap pertunjukan selalu harus ada.


Inilah yang menjadi kekhasaan dari carita pantun. Rajah yang disampaikan juru pantun di awal pertunjukan carita pantun disebut rajah pamuka sedangkan rajah yang disampaikan setelah lakon dalam cerita pantun tamat disebut rajah pamunah. Isi cerita berisi lakon dari cerita pantun itu sendiri yang penyampaiannya dapat berupa deskripsi,narasi, dialog, dan monolog.





Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Sastra Sunda Carita Pantun

Posting Komentar