Sejarah SMP di Indonesia - MULO

Dijual Buku Antik dan Langka

Sekolah MULO di Medan - sekitar tahun 1925

MULO menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Pada akhir tahun 1930-an, sekolah-sekolah MULO sudah ada hampir di setiap ibu kota kabupaten di Jawa. Hanya beberapa kabupaten di luar Jawa yang mempunyai MULO.
MULO (singkatan dari bahasa Belanda: Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) adalah Sekolah Menengah Pertama pada zaman kolonial Belanda di Indonesia. Meer Uitgebreid Lager Onderwijs berarti : Pendidikan Dasar Lebih Luas.
Jenjang studi di MULO terdiri atas tiga tingkatan dalam tiga tahun bagi lulusan ELS dan bagi lulusan selain ELS ditambah dengan kelas persiapan selama satu tahun (total empat tahun), yaitu:
  • Voorklasse (Kelas Persiapan/Pendahuluan - bagi lulusan selain ELS)
  • Kelas 1
  • Kelas 2
  • Kelas 3



Peraturan Pendidikan 1848- 1892 dan Politik Etis 1901


Peraturan pendidikan dasar untuk masyarakat pada waktu Hindia Belanda pertama kali dikeluarkan pada tahun 1848, dan disempurnakan pada tahun 1892 di mana pendidikan dasar harus ada pada setiap Karesidenan, Kabupaten, Kawedanan, atau pusat-pusat kerajinan, perdagangan, atau tempat yang dianggap perlu.

Peraturan yang terakhir (1898) diterapkan pada tahun 1901 setelah adanya Politik Etis atau Politik Balas Budi dari Kerajaan Belanda, yang diucapkan pada pidato penobatan Ratu Belanda Wilhelmina pada 17 September 1901, yang intinya ada 3 hal penting: irigasi, transmigrasi, dan edukasi.

Pada zaman Hindia Belanda anak masuk HIS pada usia 6 th dan tidak ada Kelompok Bermain (speel groep) atau Taman Kanak-Kanak (di antaranya dengan dasar pendidikan Friedrich Fröbel), sehingga langsung masuk dan selama 7 tahun belajar. Setelah itu dapat melanjutkan ke MULO, atau Kweekschool. Untuk memasuki HBS diperlukan syarat yang sangat ketat, tamatan HIS tidak dapat masuk HBS.

Bagi masyarakat keturunan Tionghoa biasanya memilih jalur HCS (Hollands Chineesche School) karena selain bahasa pengantar Belanda, juga diberikan bahasa Tionghoa.

Di luar jalur resmi Pemerintah Hindia Belanda, maka masih ada pihak swasta seperti Taman Siswa, Perguruan Rakyat, Kristen dan Katholik. Pada jalur pendidikan Islam ada pendidikan yang diselenggrakan oleh Muhamadiyah, Pondok Pesantren, dan lain sebagainya. 
Sumber - wikiwand

Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Sejarah SMP di Indonesia - MULO

Posting Komentar