Cerpen Air Mata Seni Rustam Effendi

Dijual Buku Antik dan Langka

Air Mata Seni Rustam Effendi


Bentuk : Cerita pendek
Tempat kejadian : Semarang
Pemegang peranan :

1. Elina : anak tunggal Sutan Pangeran. ia tamat di HBS. Keinsyafan dirinya baru timbul, setelah Darwin menyerahkan dia kembali kepada Indra.

2. Indra : Seorang pelukis yang bertujuan akan mengangkat derajat seni bangsanya. Kasihnya yang tak sampai terjadi dengan meninggalnya Elina.

3. Darwin : Seorang pemuda Belanda yang baru tamat Akademi Menggambar di Eropa. Ayahnya sahabat karib Sutan Pangeran. Ia menggoda dan berfoya-foya. Janji-janjinya tak ada sebuahpun yang ditepatinya.


Jalan Cerita:
Elina terkenal di Semarang sebagai seorang putri yang cantik.
Hampir tiap-tiap orang tahu akan dia. ketika ia bepergian, di tengah jalan ia dikejar kerbau. Seorang pemuda, Indra namanya, datang menolongnya, sehingga ia terhindar dari bala bencana itu. Indra sendiri luka pada tangannya, karena terinjak oleh kerbau yang sedang mengamuk itu. Indra dibawa kerumah sakit untuk dirawat. Untuk mengetahui siapa yang menolong. Elina tak lupa menjenguk pemuda itu. Mereka saling kenal-mengenal. Terima kasihnya diucapkannya juga kepadanya.

Setelah tangan Indra selesai dirawat, pulanglah mereka bersama-sama. Di tengah jalan Erlina hampir jatuh, karena tergelincir kakinya, tetapi untung jugalah Indra dapat menolongnya lagi. Untuk kedua kalinya Erlina mengucapkan terima kasihnyaa. ia merasa sungguh-sungguh berutang budi kepada pemuda yang baru dikenal itu.

Makin eratlah hubungan Indra dengan Erlina dari hari ke sehari. Tiap-tiap hari Erlina datang ke rumah Indra. Malahan Erlina mengijinkan Indra untuk menggambarkannya waktu akan diadakan sayembara menggambar di Jakarta.

Pada suatu malam bersama-sama mereka menonton gambar hidup. Sepulangnya singgahlah mereka di sebuah rumah makan. Di sana mereka bertemu dengan Darwin yang mengajak Erlina berdansa. Hati Indra merasa cemburu dan menyesal, karena pada malam itu ia dibiarkan pulang sendiri. Erlina dimabuk dansa, dalam ayunan tangan Darwin. Karena bujukan Darwin yang muluk-muluk, Erlina jarang sudah mendatangi rumah Indra. Gambar Erlina yang sudah jadi hampir saja disobeknya, tetapi ia merasa sayang karena sayembara sudah dekat benar.

Pada suati hari, pagi-pagi benar, datanglah Elina ke rumah Indra membawa bunga. Ketika itu ia meminta izin kepada Indra, karena akan ikut Darwin ke Jakarta untuk seminggu lamanya.

Setelah ia ada di Jakarta yang penuh dengan peradaban Barat, lupalah ia akan semua janji-janjinya kepada Indra. Untuk kepentingan sayembara Elina digambar Darwin. Ia berjanji kalau ia menang Elina akan dikawinnya, berdasarkan permintaan Elina sendiri yang sering didesaakan kepadanya. Tetapi malang menimpa Elina. Pemenang pertama sayembara itu ialah Indra. Karena itulah Elina diserahkan kembali kepada Indra, namun Indra tak mau menerimanya, walaupun Elina mengatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa dirinya belum cemar dan belum dinodai Darwin.

Indra tak mau melihata Elina kembali, ia tak mau didatangi lagi Elina diusir begitu saja. Sepulangnya dari rumah Indra, ditengah jalan ia dilanggar mobil. Ia meningggal setelah beberapa menit di rumah sakit. Akhirnya Indra insyaf juga, bahwa Erlina belum ternoda, tetapi ucapan dan seruannya itu sudah terlambat. Ia hanya dapat menerima pesan penghabisan Elina yang disampaikan kepada seorang jururawat, bahwa Indra disuruh tetap tabah sebagai seorang ksatria.

Sepeninggal Elina, Indra menghilang tak tentu rimbanya, sedang hartanya diserahkan kepadanya kepada Angkatan Seniman di kota itu. Sumber: Ihtisar Roman oleh Asis Safioedin. hal 73. 74. 73. Penerbit: Toko Buku pelajar Bandung cetakan IX 1982.


Roman Jangir Bali


Pengarang : Nur Sutan Iskandar
Bentuk : Roman bertendens
Cerita ini diambil dari karangan S. Mokh Subir yang diterbitkan oleh Balai Pustaka 1942 dan dikarang kembali oleh N. St. Iskandar pada tanggal 17 Pebruari 1946 di Jakarta.

Jalan cerita:
Susila dipindahkan ke Bali menjadi guru Taman Siswa di Singaraja. Karena budi bahasanya yang baik itu, maka lekaslah ia mempunyai teman, di antaranya I Ngurah. ia menjadi teman seperjuangan sepenanggungannya. Cita-citanya untuk memajukan bangsa dan negaranya dilanjutkan bersama-sama di pulau itu.

Kepecayaan rakyat makin tebal. Kemanapun ia pergi, selalu dikenal rakyat. Di samping itu ia mendapat rintangan juga dari pemerintah. Karena itulah ia dituduh pemerintah menjalankan politik tidak berdaya. Beberapa hari kemudian ia jatuh cinta kepada seorang gadis bali, waktu berjangir pada sebuah peralatan, Putuasih namanya. Akhirnya pertunangan Susila dilanjutkan setelah terdengar kata setia dan percaya antara kedua belah pihak. Baca Selengkapnya 



Roman Sukreni Gadis Bali


Men Negara membuka kedai kopi dibantu oleh anaknya yang cantik Ni Negari. Kecantikan anaknya itu dipergunakannya untuk mengeruk isi saku langganannya sebayak-banyaknya. Diantara langganannya yang sangat tergila-gila kepada kecantikan Ni Negari,ialah Mad Tusan yang menjadi Menteri Polisi hidung belang itu sebenarnya tiada bermaksud hendak mengawini Ni Negeri. Cintanya itu hanya pura-pura saja. Niatnya hanya sekedar hendak menjadikan Ni Negari untuk memuaskan nafsunya belaka.

Tapi ibu Ni Negari bukan anak kemarin. Ia amat mahir mempermainkan jarumnya. Anaknya tidak akan diserahkannya begitu saja kepada manusia hidung belang itu. Yang diusahakannya ialah supaya Menteri Polisi mengeluarkan uangnya sebanyak-banyaknya dikedainya itu.

Bukan Menteri Polisi saja diperlakukan demikian oleh Men Negara. Anak-anak muda yang lainpun senang minum-minum disitu,karena pandainya Ni Negari menggetah hati mereka. Kadang-kadang hal itu amat mencemburukan hati Menteri Polisi itu. Tapi tidak diperlihatkannya benar keluar. Baca Selengkapnya.


Salah Asuhan Karya Abdul Muis


Dalam cerita yang lalu kisah bermain dikalangan bangsa sendiri, roman antara awak sama awak,d alam Salah Asuhan sudah lain coraknya. Pemudanya masih dari Minang juga, sedang anak gadisnya ialah puteri Indo-Perancis yang berkebangsaan Belanda.

Kisah dimulai dari Solok sebuah kota yang dulu tempat kedudukan Asisten Residen. Hanafi bersekolah disana, Corrie pun disitu pula.

Jadi sebagai Siti Nurbaya dengan Syamsul Bahri, perkenalan Hanafi dengan Corrie sudah semenjak kecil.

Hanafi dididik dengan pendidikan barat,cara barat, bergaul dengan orang barat, sehari-hari berbahasa barat, yakni bahasa Belanda. Perkenalan Hanafi dengan serba barat itulah yang menimbulkan rasa antipatinya kepada kaumnya, kepada bangsanya dan kepada segala adat-istiadatnya. Kalau ada juga orang yang dapat dihargainya, orang itu hanya satu saja, yaitu ibu kandungnya. Baca Selengkapnya
Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Cerpen Air Mata Seni Rustam Effendi

Posting Komentar