Sejarah Melayu

Dijual Buku Antik dan Langka


PERANG ACEH


Antara buku-buku berisi sejarah,buku sejarah Melayulah yang termasyur dan terbaik dari dari segala perpustakaan Melayu. Belum lama berselang hikayat ini hanya dikenal dari suatu salinan saja yang dimulai di Pasai,ketika Sultan Ala'u'din Riayat Syah dari johor menjadi tawanan disana pada hari Minggu tgl,13 Mei 1612.

Menurut suatu naskah lama Sultan Ala'u'din tidak ditawan hingga 1613 dan bukan ke Pasai beliau ditawan,tetapi ke ibukota yang menawannya di Pasir Raja atau Pekan Tua pada sungai Johor. Dan hanya satu naskah saja yang disalin bagi Sir Stamford Raffles,yang ditulis sebelum salinan naskah Johor (1612) dan berakhir dengan cerita serangan Portugis pada pertahanan melayu di sungai telor sebelah udik sungai Johor pada tahun 1535.

Naskah 1612 dianggap berdasarkan suatu cerita dari Goa,sesuai dengan pendapat beberapa naskah oleh salah seorang Orang Kaya Sogoh dan naskah M.S. Raffles mungkin sekali dibawa kesana,ketika Portugis merampas Johor Lama pada 1536.

Naskah Raffles tidak menurut kejadian-kejadian historis yang terjadi sesudah 1535 dan sampai kesilsilah cucu Bendahara Mutahir putera beliau mana telah cukup umurnya jadi Tumenggung Malaka pada tahun 1509,yang berbeda dengan naskah Johor. Dengan tidak sengaja diubahnya bermacam-macam juga diuraikan tentang putera raja yang memberi pulau Tuamasik nama Singapura dsb. Iskandar Syah,raja pertama di Malaka yang kemudian diganti Sultan Megat,beribu keturunan raja-raja,tetapi ayahnya orang biasa saja.

Hal ini adalah pembetulan yang tak disangka-sangka atas pendapat yang mengatakan,bahwa raja pertama adalah bangsawan Jawa atau seorang putera raja Sumatra yang kawin dengan puteri Jawa yang bergelar Hindu Parameshwara.

Seterusnya Sultan 'Ala'u'din (1488) dalam naskah M.S. Raffles yang merupakan teka-teki adalah raja radin putera Sultan Mansur Shah dengan seorang perempuan Jawa. Dalam salinan Johor anak itu ditidakan dan ditemukan seorang raja Husein,putera seorang bendahara yang menjadi Sultan Ala'u'din. Naskah Johor memang meniadakan persesuatuan dengan cabang silsilah raja Malaka yang tertua yang menjadi dan masih Sultan Perak. 

Jikalau pengarang asli menulis sejarah itu ketika pemerintahan Sultan Mahmud yang menjadi Sultan terakhir di Malaka,maka tak mugkin ia menguraikan perihal raja menitahkan meminang puteri dari Ophir,maka naskah Johor mengatakan,bahwa Sultan Mansur telah menjadi pahlawan dalam perkawinan khayal dengan puteri Majapahit dan puteri Tiongkok berpendapat lebih baik menghilang perihal peminangan puteri kayangan dan memperhitungkan kejadian itu bagi Sultan Mahmud yang pada tahun 1612 telah 82 tahun,yang lau meninggal.

Pengarang naskah pertama dari goa tak diketahui. uraiannya yang jelas tentang penghidupan Malaka menunjukkan,bahwa ia hidup di Malaka sebelum ditawan oleh d'Albuquerque pada tahun 1511,dan masih hidup lama karena diceritakannya pula keheranan penduduk melihat peluru Portugis,sungguhpun mereka sendiri telan mempunyai meriam.

Naskah 68 dalam perpustakaan Royal Asiatic Society London mengatakan bahwa hikayat-hikayat asli dikumpulkan ketika Solomon dan segala perubahan diadakan dengan persetujuan sidang pemimpin-pemimpin ketika Iskandar besar (1482). tetapi perubahan pada tahun.1612 sendiri tak dapat meyelesaikan keruwetan.

Tambahan Johor sebagai pengganti fasal-fasal Perak berisi sejarah Johoe sesudah 1612. Sambungan atau tambahan  yang hampir sama dengan naskah di Jakarta berisi uraian tentang Siak pada abad-18.

Sumber:Kesusastraan Indonesia II. 1952




Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Sejarah Melayu

Posting Komentar