Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A.Navis Bagian ke 3

Dijual Buku Antik dan Langka



Robohnya Surau Kami AA Navis


Tapi kakek diam saja. Berat hatinya bercerita barangkali.  Karena telah berulang-ulang bertanya, lalu ia yang bertanya padaku. "Kau kenal padaku, bukan? Terkutuklah perbuatanku? Dikutuki Tuhankah semua pekerjaanku?"

Tapi aku perlu menjawabnya lagi. Sebab aku athu, kalau kakek sudah membuka mulutnya, dia takkan diam lagi. Aku biarkan kakek dengan pertanyaanya sendiri.

"Sedari mudaku aku disini, bukan? tak kuingat punya isteri, punya anak, punya keluarga seperti orang-orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri.

Aku tak ingin cari kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin,kuserahkan kepada Allah Subhaanahu wata'ala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka.

Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu? Akan dikutukNya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepadanya? Tak kupikirkan hari sekoku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih penyayng kepada umatNya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul bedug membangunkan manusia dari tidurnya,supaya bersujud kepadaNya. Aku sembahyang setiap waktu,siang malam,pagi sore. Aku sebut-sebut namaNya selalu. Aku puji-puji dia. Aku baa kitabnNya. Astaghfirullaah, kataku bila terkejut. "MasyaAllaah, kataku bila aku kagum. Apakah salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk". 

Ketika kakek terdiam agak lama, aku menyelakan tanyaku: "Ia katakan aku terkutuk. Tapi begitulah kira-kiranya

Dan aku melihat mata kakek berlinang. Aku jadi belas kepadanya. Dalam hatiku aku mengumpat Ajo Sidi. Tapi aku ingin lebih mengetahui apa cerita Ajo Sidi yang begitu memukul hati kakek. Dan ingin tahuku menjadikan aku nyinyir bertanya. Dan akhirnya kakek bercerita juga.

"Pada suatu waktu," kata Ajo Sidi memulai "diakhirat Tuhan Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang. Para malaikat bertugas disampingNya. Ditangan mereka tergenggam daftar dosa dan pahala menusia. Begitu banyaknya orang yang diperiksa. Maklumlah dimana-mana ada perang. Dan diantara orang-orang yang diperiksa itu ada seorang yang didunia dinamai Haji Saleh.

Haji Saleh itu tersenyum-senyum saja,karena ia sudah begitu yakin akan dimasukkan kesorga. Kedua tangannya ditopangkannya dipinggang sambil membusungkan dada dan menekurkan yang masuk neraka, bibirnya menyunggingkan senyum ejekan. Dan ketika ia melihat orang yang masuk sorga ia melambaikan tangannya, seolah hendak mengatakan "Selamat ketemu nanti". Bagai tak habis-habisnya orang yang berantri,begitu panjangnya.
Susut yang dimuka,bertambah yang dibelakang. Dan Tuhan memeriksa segala sifatnya. Bersambung ke bag.4


 robohnya surau kami aa navis

Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A.Navis Bagian ke 3

Posting Komentar