Ratu Juliana di Mata Rakyat Belanda

Dijual Buku Antik dan Langka


Ratu Juliana
Suasana perayaan hari pernikahan Ratu Juliana di pertigaan
Jl. Asia Afrika-Jl. Braga Bandung foto dibuat pada 7 Januari 1932



Ratu Juliana di mata Rakyat Belanda
Banyak anekdot serta peristiwa yang mengesankan serta mengharukan dicerita orang sekitar Ratu Juliana, yang dianggap sebagai ratu rakyat dan jauh daripada seorang despot dengan kekakuan dan kepongahan kaum raja/feodal biasanya Di bawah ini cerita memikat hati yang beredar ten ang beliau, baik dari mereka yang dekat dengan Ratu maupun yang mengenalnya dari jauh.

'Bolehkah saya lihat juga?' 
Ratu Juliana dapat dengan jenaka memberikan reaksi dalam sesuatu situasi. Jan Gerritsen ingat bagaimana seri ratu sesudah suatu bencana di Selandia sehari-harian berjalan keliling di tengah badai dan hujan dalam jas tebal dan sepatu lars yang tinggi  Kapal yang akan membawanya ke Zierikzee sama sekali tidak memenuhi syarat untuk membawa raja-raja sebagai penumpang. Ada suatu kamar sempit, di mana dia dapat berdandan sedikit dan membasuh lumpur. Seri ratu masuk ke dalam kamar sempit itu dan tidak lama kemudian ke luar tanpa jas tebal dan tanpa lars tinggi. Dia hanya dapat memperbaiki rambutnya sedikit. 'Tuan-tuann, katanya, sekarang saya sudah rapi lagi. Marilah kita berlayar.'

Pada umumnya seri ratu membantu sepenuh hati, kalau orang hendak membuat foto tentang dirinya. Dia mengerti tugas wartawan, dan dia tahu bahwa orang ingin melihat foto-fotonya. Tapi seri ratu benci prang yang mendesak-desak. Ketika dalam suatu kunjungan kerajaan ke Ethio-pia pemandangannya terhambat oleh barisan juru-potret, dia berseru dengan kesal : 'Bolehkah saya melihat apa-apa?'

Puteri Beatrix : 'Ibu tidak pernah mengeluh.' 
Puteri Beatrix berkata tentang bundanya 'Jabatan raja tentu saja suatu jabatan, yang siang malam harus dibawa ke mana-mana. Tidak pernah bisa diletakkan sebentar. Tapi ibu saya, sepanjang ingatan saya, tidak pernah mengeluh tentang itu atau berkeberatan membawanya ke mana-mana. Dia selalu menganggapnya sebagai suatu hal yang sudah semestinya disandangnya. Tapi ini berarti bahwa dia selalu sibuk,dan kadang-kadang bekerja sehari-harian.'

Jangan perhatikan topi saya saja'. 
Reporter Jan Gerritsen dari Jurnal NOS yang sering mengikuti seri ratu dalam perjalanannya ke luar negeri, banyak bisa bercerita. Ketika ia sebagai wartawan muda sekali waktu hendak membuat prestasi istimewa di kapal Statendam, ia meminta seri ratu memegang sebentar jentera kemudi yang besar se kali. Menjawab seri ratu : 'Kamu pikir saya bintang film?'.

Seri ratu tidak suka sok-sokan, tidak suka segala yang dibikin-bikin. Ketika mengunjungi suatu daerah yang menjadi masalah, dia pernah berkata kepada Jan Gerritsen : 'Tuan Gerritsen, 'Jangan perhatikan topi saya yang baru saja. Orang-orang itu lebih penting.'

Kalau protokol dirasa mengganggu. 
Kepada seri ratu segalanya selalu diperlihatkan dari sudut yang bagus : yang jelek-jelek ditutup-tutupi, supaya kelihatan olehnya. Hal itu diketahui oleh ratu Juliana dan dia jelas tidak bisa menerima-nya. Dalam kunjungan-kunjungan turbanya belakangan ini dia makin tidak suka mengikat diri pada rencana-rencana yang sudah dipersiapkan lebih dahulu dengan teliti dan lebih suka menempuh jalan-jalan yang belum ditempuh, kadang-kadang secara harfiah, seperti halnya di Bijlmermeer. Pengiringnya kaget, tapi rakyat biasa bergembira, tiba-tiba berhadapan dengan seri ratu yang ramah tapi tegas itu.

Sudah umum diketahui perhatiannya untuk manusia dan segala hal, jika protokol atau rencana resmi dirasanya mengganggu, maka dia meninggalkannya dan mencari jalannya sendiri. Mr. Edzo Toxopeus, komisaris seri ratu di Groningen, bercerita tentang seri ratu : Seri ratu adalah orang yang paling banyak mendapat informasi di negeri Belanda. Apabila dia datang ke suatu tempat, sebelumnya dia sudah mendalami secara tuntas segala hal mengenai tempat itu. Dia ingin berbicara dengan sebanyak mungkin orang-orang untuk mengetahui lebih banyak lagi. Baru-baru ini saya mengalaminya ketika seri ratu berkunjung ke Westerkwartier.

Di sana seri ratu bertemu dengan kepala sekolah pertanian, seorang yang ramah, yang pandai bercerita. Begitu besar perhatian seri ratu sehingga saya pada suatu ketika terpaksa turun tangan untuk menyelamatkan sisa rencana.

Beramanat Penderitaan Rakyat. 
'Maaf, saya masuk begitu saja. Saya mendapat keluhan-keluhan tentang sifat ini dan saya ingin bicara tentang itu dengan anda. Tuan-tuan yang seperjalanan dengan saya, pasti menganggap saya nakal, karena saya tidak mau menurut rencana, tapi saya terpaksa.' Dengan kata-kata itu seri ratu masuk melang-kahi ambang pintu nyonya R. Plas de Metz di flat BijImermeer Groeneveen.

Pembesar-pembesar pada kaget. Rombongan kerajaan menurut rencana akan mengunjungi pemukiman blok Hoogoord, tapi tiba-tiba saja mobil istana yang hitam itu membelok ke jurusan Groeneveen. Polisi-polisi pengiring bermotor sudah mendahului ke Hoogoord. Penduduk Groeneveen telah mengirim telegram kepada seri ratu bahwa flat mereka sangat kotor dan seri ratu hendak melihat sendiri apa yang be-nar dari keluhan-keluhan mereka itu. Sesudah percakapan dengan nyonya Plas yang kaget itu ia berkata kepada rombongan : 'Juga ada keluhan-keluhan mengenai bau busuk dari tempat pembakaran kotoran. Saya mencium bau busuk. Apakah datangnya dari sini?' Dan sebelum orang sadar apa yang terjadi ratu Juliana sudah berdiri di tengah kotoran yang berbau busuk.

Pagi itu terjadi yang serupa di Kinkerbuurt. Di sana pun sebelumnya semuanya sudah diatur dengan baik. Di jalan Borger sebuah rumah yang tidak terkapur oleh kotapraja dikapur bagus-bagus dari bawah sampai ke atas, supaya seri ratu tidak melihat pemandangan perumahan yang miskin di daerah itu. Tapi seri ratu membunyikan lonceng di rumah tetangga dan di situ melihat-melihat bagian dalam yang miskin nampaknya. Walikota Samkalden dan tuan-tuan dari Pengawasan Pembangunan dan Perumahan menjadi malu.

Joop den Uyl : 
'Kesederhanaan yang membuat orang tidak berdaya , 'Ratu Juliana adalah seorang wanita yang melakukan tugasnya sebagai kepala negara dengan baik sekali dan dengan kesederhanaan yang membuat orang tidak berdaya.' Sumber:Serba-Serbi Belanda No.39


Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Ratu Juliana di Mata Rakyat Belanda

Posting Komentar