Presiden Sukarno Seorang Seniman Bagian 2

Dijual Buku Antik dan Langka


PRESIDEN SUKARNO bersama JOHN F KENNDY

Saham dan sumbangannya terhadap perkembangan dan ke-majuan kesenian umumnya, maupun dalam bidang seni-tari, seni-pakaian, seni-suara, seni-gamelan, seni-ukir, seni-patung, seni-lukis, seni-sastra, seni-arca dan seni-bangunan khususnya, sesudah kemerdekaan ini amat besar sekali.

Hal ini terbukti banyaknya proyek-proyek pembangunan raksas.a yang langsung di bawah pengawasan dan pimpinannya sendiri, maupun proyek-proyek pembangunan yang mendapat perhatian dan saran-saran dari Bung Karno, seperti misalnya proyek pembangunan Mesjid Baiturrahim di Istana, Guest House di Istana, Hotel Indonesia, Stadium Utama, dan seluruh bangunan di kompleks Gelora Bung Karno, Jembatan Semanggi, Mesjid "Istiqlal", Tugu Monumen Nasional, Sarinah Store, Tugu Pahlawan Surabaya, Tugu Muda Semarang, Jembatan Musi, Proyek Ancol, Tugu Pembebasan Irian Barat, Tugu Patung Rakyat, Proyek CONEFO Building dan lain sebagainya. Kesemuanya itu olehnya dimaksudkan untuk menjadi "National pride" seluruh Rakyat Indonesia.

Dalam tahun 1938, Bung Karno pernah mengemukakan pen-dapat pribadinya mengenai arsitektur Indonesia sebagai berikut:

"Tuan mengetahui, bahwa soal architectuur itu tak mungkin saya uraikan di dalam majallah, bila tidak dengan banyak gambar documentatie dan herbestudeering van de stof Umumnya saya punya pendapat ialah bahlta architectuur Indonesia tak mengenai "drie dimensionaliteit". Bagi saya persoonlijk ini adalah satu "kemiskinan". Kita mahir sekali di atas lapangannya twee dimensionale decoratiekunst, ii sangat "miskin" di atas lapangannya drie dimensip. Pengaruh indu dan Islampun tak kuasa mengasih drie dimensionaliteit yang sebesar-besarnya kepada architectuur Indonesia itu. Pendapatan saya ini akan bisa orang mengerti, jika orang bandingkan architectuur kita dengan architectuur di negeri-negeri asing. Candi Mendut, candi Pawon, candi kecil di Candi Sewu kompleks, bisa metnuaskan hati saya di dalam massa-conceptienya (yang kecil itu), tapi candi Borobudur hanyalah memuaskan di dalam detailsnya. Malah ada soal: bukanlah massa-conceptienya Candi Borobudur itu (walaupun mengingat stups-gegeven) satu mis-lukking? Saya bi7kan seorang pessimist. Tapi saya kira saya punya pendapatan itu benar. Saya seorang optimist, juga di atas lapangan architectuur. Di dalam perbandingan-perbandingan masyarakat yang lain, maka architectuur Indonesia bisa menjadi drie dimensional. Ada tanda-tanda yang mernbenarkan optimistne saya itu!"

Sebagai seniman, Bung Karno adalah seorang seniman pejuang, seniman patriot paripurna. Terutama di lapangan seni bangunan, Bung Karno selain menghendaki agar bangunan-bangunan proyek raksasa Indonesia yang bersifat monumental dan mempunyai arti historis itu, selain dapat mencerminkan kepribadian Indonesia, juga hendaknya tahan cakaran zaman, artinya tahan lama kuat bertahan sedikitnya seribu tahun, sehingga betul-betul menjadi kebanggaan nasional kita dari generasi ke generasi, berpuluh abad sampai ke akhir zaman.

Sehingga dalam hal ini Bung Karno sebagai seniman dan arsitek telah memberi serta menentukan arah dan wajah hari depan Indonesia. Berbeda halnya dengan seniman-seniman lainnya yang kadang-kadang hanya mengutamakan segi "seni"-nya semata-mata, tetapi melupakan "segi kepribadian nasional"-nya, di samping mengenyampingkan arti sejarah dan segi dari arsiteknya wajah hari depan tanah air dan bangsa. Di sinilah letak keistimewaan dan keunggulan Bung Karno sebagai seniman dibandingkan dengan seniman-seniman yang lain.

Karena Bung Karno ingin memberikan bentuk yang nyata terhadap roman mukanya hari depan Bangsa Indonesia, di lapangan seni dan di segala cabang kesenian Indonesia yang bercorak dan berwatak nasional. Sebagai seorang seniman, ia telah berusaha menciptakan lagu-lagu hiburan, seperti misalnya lagu:MARI BERSUKARIA .

Lagu-lagu ciptaan Bung Karno kata-katanya sederhana, gampang dipahami dan mudah dimengerti. Dengan menyanyikan lagu itu, tidak saja rakyat dididik untuk memiliki kesadaran politik yang tinggi, akan tetapi juga rakyat dididik untuk menjadi bangsa yang periang, gembira dalam hidup tidak kecut menghadapi hidup. Hanya dengan wajah dan jiwa yang besar dan hati yang gembira sajalah segala tugas perjuangan maupun ujian dan rintangan dalam hidup ini betapapun juga beratnya akan dapat kita atasi. Sebaliknya dengan wajah yang muram dan jiwa yang kecut kita tak akan dapat menjadi bangsa yang besar dan jaya. Bersambung ke Bag.  1 2 3

Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Presiden Sukarno Seorang Seniman Bagian 2

Posting Komentar