Cerpen Robohnya Surau Kami Karya AA Navis Bagian 8

Dijual Buku Antik dan Langka





Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta-benda kami takmau tahu. Yang penting bagi kami menyembah dan memuji Engkau
"Engkau rela tetap melarat, bukan ?
"Benar, Kami rela sekali, Tuhanku.
"Karena kerelaanmu itu, anakcucumu tetap melarat bukan ?
"Sungguhpun anakcucu kami itu melarat, tapi semua pintar mengaji. KitabMu mereka hapal diluar kepala belaka.
"Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak dimasukkan kehatinya, bukan ?"
"Ada, Tuhanku"

"Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu sehingga anakcucumu teraniaya semua. Sedang  hartabendamu kau biarkan orang lain mengambilnya, anak-cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saring menipu, saling memeras. Aku beri kau negeri yang kayaraya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beriadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramall disamping beribadat. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembahku saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka.

"Hai malaikat halaulah mereka ini kembali ke neraka. letakan dikeraknya"
Semuanya jadi pucatpasi tak berani berkata apa apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah didunia. Tapi Haji Saleh ingin juga kepastian apakah yang dikerjakannya didunia itu salah atau benar. Tapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan, ia bertanya saja pada malaikat yang mengiring mereka itu."

"Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami menyembah Tuhan didunia ?" tanya Haji Saleh.

"Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlah mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembayang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak isterimu sendiri, hingga mereka itu kucarkacir selamanya Itulah kesalahanmu jang terbesar, terlalu egoistis. kadahal engkau didunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak memperdulikan mereka sedikitpun.

"Demikianlah cerita Ajo Sidi yang kudengar dari kakek cerita yang memurungkan kakek. Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, isteriku berkata apa aku tak pergi menjenguk. - Siapa yang meninggal ?"  tanyaku kaget.

"Kakek"

"Kakek ?

"Tadi subuh kakek kedapatan mati disuraunya dalam keadaan yang ngeri sekali. Ia menggorok dengan pisau cukur"

"Astaga. Ajo Sidi punya gara-gara "kataku melangkah secepatnya meninggalkan isteriku tecengang-cengang. Aku cari Ajo Sidi ! kerumahnya. Tapi aku berapa sama isterinya saja. Lalu aku tanya dia."

"Ya sudah pergi " jawab isteri Ajo Sidi. Tidak ía tahu kakek meninggal ? "Sudah."
Dan ia meninggalkan pesan agar diberi kapan buat kakek tujuh lapis.

"Dan sekarang tanyaku kehilangan akal sungguh mendengar segala peristiwa oleh perbuatan Ajo yang tidak sedikitpun bertanggung-jawab dan  sekarang kemana dia ?
"Kerja".

"Kerja ?" tanyaku mengulangi hampa.
"Ya. Dia pergi kerja " ...  Tamat 
Bukittinggi, Maret 1955.
Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Cerpen Robohnya Surau Kami Karya AA Navis Bagian 8

Posting Komentar