Menurut mereka, penduduk asli Kampung Naga merupakan keturunan asli suku Sunda. Bahkan, ada yang mengatakan bahwa mereka adalah keturunan langsung dari Kerajaan Galuh Pasundan. Sebelum membangun pekampungan di lembah subur Desa Neglasari mereka tinggal di lereng-lereng Gunung Galunggung.
Sedang untuk ternak-ternak besar seperti kerbau dan lembu dipelihara di tempat terpisah. Yakni di depan perkampungan sebelah kiri dekat dengan dua kolam massa yang sejak dulu tak pernah berubah. Mana yang benar? Pengakuan warga Kampung Nagalah yang rupanya layak dipercaya. Itu jika dikaitkan dengan kenyataan sejarah bahwa hubungan antara masyarakat Tasikmalaya dengan Galunggung begitu erat. Bahkan hubungan itu sudah terjalin sejak berabad-abad yang lampau.
Terbukti dari referensi yang ditemukan tim sejarah yang diberi tugas untuk menentukan hari jadi Kabupaten Tasikmalaya. Kesimpulannya, sangat sulit mencari ketidakharmonisan budaya antara masyarakat Tasikmalaya dengan gunung yang terkenal dengan letusannya pada April 1982 itu. Tentu, hubungan tersebut menjadi makin kental jika pembahasaan jika dilakukan dengan kajian metafisis.
Menurut Risman (44), Ketua RT Kampung Naga, penduduk di kampungnya memang asli orang Sunda. Nenek moyang mereka yang kini dimakamkan di bukit sebelah Barat kampung bernama Sembah Dalem Singaparna. Dinamakan Singaparna karena ia dapat menaklukkan singa yang sedang mengamuk dengan kesaktiannya. Namun Singaparna lebih dikenal sebagai seorang ulama sakti.
Ia memiliki 6 anak laki-laki yang kesemuanya diwarisi ilmu linuwih. Pertama, RD Kagok Katalayah Nu Lencing Sang Seda Sakti. Tokoh yang ini dikenal dengan ilmu kebal yang diwarisi dari Sembah Dalem Singaparna. Setelah meninggal, dia dimakamkan di daerah Teraju, Kabupaten Tasikmalaya. Kemudian, Ratul Incung Kudratullah. Ia dimakamkan di Karangmanunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Lebih dikenal dengan Eyang Mudik Batara Karang karena mewarisi kebedasaan (kekuatan fisik yang luar biasa).
Ketiga, Pangeran Mangku Bawang. Ia mewarisi kekayaan duniawi. Dimakamkan di Mataram (Yogyakarta). Berikutnya adalah, Sunan Gunung Kalijaga. Dimakamkan di daerah Cirebon. Ia mengembangkan agama Islam di wilayah ini dengan pendekatan masyarakat agraris kerana ia mewarisi ilmu pertanian yang luar biasa.
Kelima, adalah Sunan Gunung Komara, Ia diwarisi kepandaian dan kejujuran. Kemudian, Sunan Gunung Komara menyebarkan agama Islam di Banten dan meninggal di sana. Makamnya kini berada di daerah Banten. Yang terakhir adalah, Pangeran Kudratullah. Ia mewarisi ilmu agama yang demikian mendalam. Selanjutnya, menyebarkan agama di daerah Garut, Jawa Barat hingga dimakamkan di sana. Sumber : disparbud jabar
Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas
Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
Posting Komentar