Permainan Tradisional Anak-Anak Jawa Barat yang Perlu Dilestarikan

Dijual Buku Antik dan Langka



   Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa  Barat berupaya melakukan pelestarian dengan  membuat kegiatan Festival Kaulinan Urang Lembur


Oray-orayan
Luar-léor mapay sawah
Entong ka sawah
Paréna keur sedeng beukah

Oray-orayan

Luar-léor mapay leuwi
Entong ka leuwi
Di leuwi loba nu mandi
Saha nu mandi
Anu mandi pandeuri

Oray-orayan

Luar-léor mapay kebon
Entong ka kebon
Di kebon loba nu ngangon
Mending gé teuleum di leuwi loba nu mandi
Saha nu mandi
Nu mandi pandeuri.


Untuk melestarikan Kaulinan Urang Sunda Baheula sebagai salah satu permainan tradisional dan sebagai kekayaaan kebudayaan Indonesia tentunya tidak bisa mengandalkan anak-anak tetapi perlu campur tangan banyak pihak. Dalam hal ini, orangtua dan guru di lingkungan sekolah memegang peranan penting untuk menyampaikan, menjelaskan,dan memainkan tradisi Sunda seperti ini.

Permainan adalah bagian dari kebudayaan masyarakat, karena bermain, selain untuk bersenang-senang, juga sebagai sarana sosialisasi nilai-nilai/ norma dalam masyarakat, khususnya masyarakat di Jawa Barat. Ia menjadi lebih penting lagi karena bermain identik dengan anak-anak, yang notabene masih sangat kuat daya serap pikirannya, sehingga sosialisasi nilai-nilai ini akan mudah dicerna oleh mereka.

Tidak seperti permainan modern, yang kini marak menjamah keseharian generasi muda, permainan tradisional mengandung unsur-unsur pendidikan karakter yang sangat kuat. Pada permainan Rorodaan misalnya, bisa ditemukan unsur mendidik kerjasama, karena dibutuhkan setidaknya dua orang pemain yang harus bekerjasama. Satu orang duduk di rorodaan dan yang satu lagi mendorong. Permainan lain, yaitu Babalonan Sarung, di dalamnya bisa ditemukan unsur kreatifitas yang memanfaatkan kain sarung menjadi permainan menyenangkan dengan melemparkannya tinggi ke atas hingga mengembang. Tentu saja, masih banyak permainan-permainan lain, semacam sorodot gaplok, gatrik, gasing, egrang, dll, yang mengajarkan generasi muda di Jawa Barat budaya jujur, aktif, dan yang pasti adalah bersenang-senang.

Menyadari pentingnya permainan tradisional sebagai bagian dari kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat berupaya melakukan pelestarian dengan membuat kegiatan Festival Kaulinan Urang Lembur. Festival yang sudah berlangsung sebanyak tiga kali ini terus dievaluasi agar penyelenggaraannya semakin baik. Dan, pada tahun 2013 ini, Disparbud Jabar, melalui Bidang Kebudayaan, telah mengadakan beberapa perubahan dalam teknis kegiatannya.

Bekerjasama dengan Komunitas Hong, Disparbud Jabar mengubah sistem pertandingan. Jika sebelumnya lebih menekankan perlombaan satu lawan satu dengan sistem gugur, kini menggunakan sistem waktu. Ada sembilan jenis permainan yang akan diperlombakan, yaitu Papancakan, Sorodot Gaplok, Babalonan Sarung, Gatrik, gasing, Rorodaan, Egrang, Bedil Jepret, dan Sumpit.Masing-masing kontingen akan memainkan semua permainan tersebut satu per satu dengan lama waktu yang telah ditentukan.Pemenang akan ditentukan dari akumulasi nilai setiap permainan yang dilakukan.

Hal tersebut dilakukan agar kontingen festival tidak hanya fokus untuk menang, tapi juga melakukan yang terbaik. Dan, tentu saja, yang lebih penting dari itu semua adalah semangat untuk belajar sambil bersenang-senang. Karena,memang maksud dari pelaksanaan Festival Kaulinan Urang Lembur adalah melestarikan kebudayaan Jawa Barat dan dengan tujuan agar generasi muda lebih mengenal permainan asli daerahnya dan memiliki semangat untuk terus menjaga eksistensinya.

Pada tahun 2013 ini, Disparbud Jabar memfasilitasi sebanyak enam orang peserta untuk setiap kontingen, yang terdiri dari empat pemain inti, satu cadangan, dan satu official. Pemain yang diperbolehkan mengikuti festival ini harus berusia antara 12 s.d 15 tahun. Festival ini akan diikuti oleh 25 kontingen dari 24 Kabupaten kota (minus Kota Tasikmalaya dan Purwakarta, serta ditambah satu kontingen dari Komunitas Pecinta Monju “Ruas”). Festival akan dilaksanakan di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Jl. Dipati Ukur No. 48 Bandung, pada pukul 08.00 s.d 12.00 WIB.

Sebelum kompetisi dimulai, akan dilangsungkan workshop yang membahas mengenai permainan tradisional Jawa Barat, yang melibatkan siswa-siswa sekolah yang ada di sekitar Monumen Perjuangan Jawa Barat. Pelaksanaan workshop ini juga menjadi salah satu upaya melestarikan kebudayaan Jawa Barat yang menyasar pada generasi muda. Sumber: Disparbud jabar
Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Permainan Tradisional Anak-Anak Jawa Barat yang Perlu Dilestarikan

Posting Komentar