Sejarah Musik Tradisional Sunda Cianjuran

Dijual Buku Antik dan Langka



 SEJARAH TEMBANG SUNDA CIANJURAN


Pada sekitar abad-19, di daerah Cianjur lahirlah sebuah kesenian yang sekarang di kenal dengan sebutan tembang sunda Cianjuran. Cianjuran-istilah lain dari tembang sunda Cianjuran merupakan kesenian para ningrat Cianjur, kesenian ini merupakan kesenian yang terlahir dari sekitar pendopo Cianjur dan biasa di suguhkan kepada para bangsawan atau para menak. Menurut enip sukanda dalam kacapi sunda, menerangkan bahwa Cianjuran merupakan "sebagai suatu karya seni yang proses penciptaannya langsung di bawah bimbingan kepala pemerintahan pada waktu itu, yaitu R.A.A. Kusumaningrat, yang pada mulanya hanya merupakan konsumsi kalangan ningrat saja terutama para bangsawan kabupaten Cianjur"(1996:48).

Kesenian ini selanjutnya menyebar ke seluruh daerah Jawa Barat. Tokoh penyebarannya adalah Rd. Ece Majid. Beliau adalah salah satu keluarga dekat bupati Cianjur yang juga merupakan salah seorang seniman pendopo Cianjur ketika di perintah oleh Putra Dalem Pancaniti, yaitu R.A.A Prawiradirja II, sekitar tahun 1864-1910(Atik Sopandi dkk, 1994:3). Dan dalam perkembangannya, sampai sekarang kesenian ini masih bisa kita jumpai dan apresiasi di berbagai wilayah jawa barat seperti Bandung, Tasikmalaya, Sukabumi, Sumedang, Garut. dan Ciamis.

Pada wilayah materi penyajian, tembang sunda cianjuran, menurut sejarahnya, seni ini terbentuk dari beberapa unsur kesenian sunda yang lain, seperti pantun, seni degung, seni tembang rancag (tembang yang menggunakan pupuh), seni wayang, dan seni kawih (kiliningan). oleh sebab itu, dalam tembang sunda cianjuran terdapat beberapa wanda (gaya) lagu, yakni papantunan, jejemplangan, rarancagan, dedegungan, kakawen, dan panambih. adapun contoh dari lagu-lagu yang termasuk ke dalam wanda-wanda di atas adalah sebagai berikut:

1. papantunan : rajah, pangapungan, mupu kembang, layar putri, raja mantri, kaleon, galang gading, mangu-mangu, tata legonan, papatet, candra wulan, dan sebagainya.

2. jejemplangan : jemplang panganten, jeplang pamirig, jemplang cidadap, jemplang pamirig, jemplang ceurik, jemplang leumpang, jemplang titi, jemplang serang, dan sebagainya.

3. rarancagan : ligar, sedih asih, polos, rumiang, lor-loran, iwung, gunung sari, cirebonan, bayubud, udan mas, udan iris, kapati-pati, eros, kulu-kulu barang, kumoleang, cinta waas dan sebagainya.

4. dedegungan : sinom degung, panangis degung, rumangsang degung, rakitan degung, kinanti degung, dan sebagainya.

5. kakawen : sebrakan sapuratina, sebrakan kayu agung, sebrakan tinon sanjaya, dan sebagainya.

6. panambih : ayun ambing, toropong, kasuat suat, budak ceurik, renggong gede, sekar manis, kulu-kulu bem, tablo, bayu-bayu, sekar mawar, buah kawung, dan sebagainya.

Jumlah dari keseluruhan lagu-lagu tembang sunda Cianjuran ini kurang lebih mencapai tiga ratus buah lagu. lagu-lagu diatas terdiri dari lagu-lagu yang berlaras (bertangga nada) pelog/degung, sorog/madenda, dan salendro.
Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Sejarah Musik Tradisional Sunda Cianjuran

Posting Komentar