Candi Blandongan

Dijual Buku Antik dan Langka

Candi  Blandongan merupakan bangunan candi terbesar di situs Batujaya



Candi Blandongan Hasil ekskavasi di Candi Blandongan menampakkan sebuah bangunan candi berdenah bujursangkar berukuran 25 x 25 meter, mempunyai empat buah tangga di keempat sisinya. Bangunan itu mempunyai selasar (lorong) yang memisahkan dinding selasar dan badan bangunan. 13adan bangunan berukuran 10 x 10 meter, berdiri di atas lapik , berukuran 12 x 12 meter. Selain itu, ditemukan juga sebuah jalan mengelilingi tubuh candi, pradaksinapatha (bergerak ke kanan, digunakan dalam upacara baik agama Hindu maupun Buddha).

Diduga candi itu merupakan bangunan candi terbesar di situs Batujaya. Selain struktur bangunan, ditemukan cerat-cerat kendi, keramik dari Annam berasal dari abad XV-XVI, sisa-sisa hewan seperti gigi, pecahan tulang dari keluarga Bovidae, dan cangkang dari keluarga Molusca, serta batu pipisan (berfungsi untuk menggerus ramuan obat atau bumbu) di anak tangga masuk. Pada sisi baratdaya ditemukan 43 pecahan materai terbuat dari tanah liat, sepuluh di antaranya dalam keadaan hampir utuh di atas batu andesit dan pecahan keramik serta arang.

Bentuk penampang materai persegi panjang, bagian atasnya membulat dan sisi-sisinya memiliki bingkai yang berhias garis-garis bersusun menyerupai sikhara (bagian puncak stupa), serta bagian tengahnya bergambar Buddha-mandala. Dari materai yang utuh, diketahui materai-materai itu berukuran panjang 6 cm, lebar 4 cm, dan tebal 8 mm. Hasil analisis morfologis menunjukkan bahwa materai-materai itu pada dasamya niemiliki bentuk, ukuran, dan hiasan yang sama, satu jenis tanpa tulisan, dan satu jenis lainnya dengan tulisan berhuruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.

Secara ikonografis, arca-arca yang tergambar pada permukaan kedua jenis amulet itu terdiri dari tiga arca Buddha Amitabha di bagian atas dengan posisi duduk hersila, sikap tangan abhaya-mildra, dan tiga arca lagi di hagian bawah, satu di antaranya dengan posisi duduk, kaki terjuntai, sikap tangan dhyani-mudra serta diapit dua arca yang berdiri dengan posisi tribhanga dalam sikap berjalan.

Dari mitologi Buddha, cerita yang tertera di materai itu adalah cerita Sravasti. Isi ceritanya mengenai Buddha ketika mendapat ilham tentang masalah-masalah keduniaan, Dewa Brahma segera berdiri di sebelah kanan, ilan Dewa Cakara di sebelah kiri, sedangkan dua raja naga, yaitu Nanda dan Upananda menciptakan tempat duduk hagi Sang Buddha, berbentuk lotus. Cerita mitologi Inengenai Sang Buddha, merupakan cerita tertua, dan erita ini terdapat pkla relief Ajanta (India Selatan).

Pengujian yang dilakukan terhadap sisa arang yang  ditemukan di candi Blandongan menghasilkan simpulan yang agak membingungkan. Dari dua makmal uji diperoleh hasil yang berbeda, yaitu bahwa sisa arang itu berasal dari abad kedua, dan dari abad kedua belas. Terdapat rentang waktu sepuluh abad, padahal sisa arang yang dikirimkan berasal dari tempat yang sama. Bahkan dari keramik Annam yang berasal dari abad ke XV-XVI, setidak-tidaknya situs ini berfungsi hingga abad ke -16.

SelainCandi Blandongan, di Unur Serut ditemukan stupa berupa arca-arca kepala binatang dan di unur Lempeng ditemukan sejumlag temuan berupa temuan gerabah, manik-manik, tulang hewan, kulit kerag, dan sepotong pecahan gerabah Arikamedu berasal dari Afrika selatan.

Bangunan lain yang tak kalah pentingnya adalah bangunan kolam, diantaranya situs Kampung Sumur. Adanya bangunan sucidan kolam berhubungan erat dengan ritual keagamaan, apalagi jika kolam itu berfungsi sebagai patirthan. ***

Sumber: Sejarah Tatar Sunda 2003 - Oleh: Nina H. Lubis. DKK


Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Candi Blandongan

Posting Komentar