Sejarah Berdirinya Sekolah Kautamaan Istri Lasminingrat di Garut

Dijual Buku Antik dan Langka


LASMININGRAT
ISTRI BUPATI GARUT WIRATANUDATAR VIII


Sekolah Kautamaan "Istri Lasminingrat" Kurang lebih tiga tahun setelah Raden Dewi Sartika mendirikan "Sakola Istri" di Bandung, maka pada tahun 1907.Raden Ayu Lasminingrat membuka Sakola Kautamaan Istri di Garut, dengan mengambil tempat di ruang gamelan kabupaten.

Usaha untuk membuka sekolah ini tidak banyak menemui kesulitan seperti pendirian Sakola Istri Raden Dewi Sartika. Hal ini disebabkan Raden Ayu Lasminingrat seorang istri bupati, yaitu Bupati Garut, R.A.A. Wiratanudatar VIII yang berwibawa dan disegani sehingga ia mendapat bantuan dari pejabat-pejabat pemerintah berkedudukan tinggi.

Namun demikian, dalam hal mendapatkan murid ternyata tidaklah mudah. Hal ini terutama disebabkan oleh pengaruh adat lama yang beranggapan bahwa kaum wanita tidak perlu memperoleh pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, Raden Ayu Lasminingrat pertama-tama mengerah-kan anak-anak gadis sanak familinya dan anak-nnak gadis  pegawai negeri untuk menjadi murid sekolah yang didirikannya. Demikian juga dengan tenaga pengajarnya, mereka adalah keluarga Raden Ayu Lasminingrat, yaitu Surianingrum (kemenakan), Raden Rajakusumah (cucu), dan Murtiah,seorang guru yang didatangkan dari Bandung.

Pelajaran di sekolah itu pada dasarya sama dengan pelajaran yang diberikan di sekolah Raden Dewi Sartika,yaitu menulis, membaca, dan keterampilan wanita, seperti jahit-menjahit, menyulam, merenda, membordel, merajut,membatik dan kerajinan tangan wanita lainnya, misalnya membuat hiasan dari kerangka daun-daunan dan serat nenas yang telah diberi warna, membuat taplak meja, alas duduk, badingkut (selimut), dan kerajinan lain dari guntingan-guntingan kain sisa jahitan.

Untuk memperkuat status sekolah tersebut, Raden Ayu Lasminingrat ditemani oleh Dokter Meulder menghadap Gubemur Jenderal di Istana Bogor untuk memohon restu pendirian sekolah gadis itu. Usaha Raden Ayu Lasminingrat berhasil dan sekolah tersebut disahkan sebagai suatu organisasi yang disebut Vereeneging Kautamaan Istri Scholen dengan akte Nomor 12 tanggal 12 Februari 1913.

Dengan adanya pengesahan dari Pemerintah Hindia BeIanda itu, maka jumlah Sakola Kautamaan Istri kemudian berkembang. Di Kota Garut bertambah menjadi dua buah sekolah. Selanjutnya sekolah yang sama/sejenis berdiri pula di Disrtrik Tarogong, Cikajang, Bayongbong, dan di kota-kota lain di Tatar Sunda, seperti di Tasikmalaya, Cianjur, Suka-bumi Cicurug, Purwakarta, dan Rangkasbitung.

Demikianlah Sakola Kautamaan Istri Lasminingrat berkembang bersama-sama dengan sekolah yang dipimpin Raden Dewi Sartika, bahkan ada kalanya di suatu tempat merupakan perpaduan antara sekolah Lasminingrat dengan sekolah Dewi Sartika.Salah seorang keponakan Raden Ayu Lasminingrat, yaitu R.A. Poernamaningrat, ikut melanjutkan kepeloporan di bidang pendidikan wanita. R.A. Poernamaningrat, yang dilahirkan di Garut pada tanggal 21 Februari 1900 ini, mewarisi bakat mendidik dan menulis dangding (puisi tradisi Sunda), mungkin dari kakeknya Penghulu Kepala Limbangan yang terkemuka, Raden Haji Muhamad Musa, kemudian dibina oleh uwaknya, yaitu Raden Ayu Lasminingrat.

Pada tahun 1934, ia mengelola Sakola Kautamaan Isteri di Garut, kemudian pada tahun itu pula, ia mendirikan sekolah sejenis di Kota Wetan Garut. Selanjutnya ia memimpin pula Sakola Kautamaan Istri di Cikajang, Garut Selatan dan di Bayongbong. Rupanya wanita enerjik ini, masih memiliki waktu untuk mendirikan consultative Bureau untuk ibu hamil dan balita. Jadi, semacam BKIA sekarang. Kepada ibu-ibu ia menganjurkan agar ASI diberikan kepada bayi.

Nasib wanita putri Wedana Cibeber R. Memed Prawiradilaga, ini rupanya sangat menyedihkan. Pada usia 42 tahun, suaminya wafat karena sakit akibat kekejaman Jepang. Tinggallah ia sendirian harus membesarkan putra-putrinya yang berjumlah delapan orang. Untuk menyekolahkan mereka, ia mendirikan usaha di bidang pertanian dan pabrik bata. Sambil berjuang untuk menegakkan pendidikan kaum wanita, ia berhasil pula menyekolahkan anak-anaknya hingga berhasil menjadi sarjana.

R.A. Poemamaningrum juga mendirikan perkumpulan "Istri Tawekal" pada tahun 1951, bahkan perkumpulan ini berhasil mendirikan "Bank Istri Tawekal" semacam koperasi simpan-pinjam. Hingga wafatnya pada tanggal 24 Desember 1984, wanita yang tegar ini tidak mau bergantung kepada putra-putranya untuk kehidupan sehari-hari, ia membuka sebuah laboratorium klinik di J1. Sumatra, Bandung. Sumber:Sejarah Tatar Sunda.Oleh.Nina H.Lubis.DKK.2003.





Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Sejarah Berdirinya Sekolah Kautamaan Istri Lasminingrat di Garut

Posting Komentar