Sejarah Pendidikan Bumiputra-Belanda Di Jawa Barat

Dijual Buku Antik dan Langka


SISWA-SISWA HKS DI BANDUNG
FOTO DIBUAT ANTARA TAHUN 1925-1926



Sekolah Bumiputra-Belanda atau Hollandsch Inlandscheschol (HIS)
HIS yang mulai didirikan pada tahun 1914 merupakan II modifikasi dari Sekolah Kelas Satu. Dibukanya HIS memberi kemungkinan yang lebih besar bagi murid-murid untuk melanjutkan pendidikan dan mempersiapkan diri memasuki sistem pendidikan kolonial karena Sekolah Kelas Satu ternyata tidak memenuhi syarat untuk menjadikan murid-muridnya dapat melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Dalam pelaksanaannya, memang HIS terutama dimaksudkan sebagai Standenschool, yaitu sekolah berdasarkan status. Artinya, status sosial menentukan bisa tidaknya seseorang mendapat pendidikan di HIS. Pemerintah membuat ketentuan yang dituangkan dalam Stb 1914 No. 359. Ketentuan tersebut memuat empat dasar penilaian mengenai status sosial seseorang, yaitu keturunan, jabatan, kekayaan, dan pendidikan.


Di samping itu, pemerintah juga berpegang kepada penghasilan seseorang pertahun. Hasil penilaian itu dibagi dalam tiga kategori. Kategori A meliputi kaum bangsawan, pejabat tinggi, dan swasta kaya yang berpenghasilan bersih lebih dari 75 gulden per bulan. Kategori B ialah para orang tua calon murid tamatan MULO dan Kweekschool ke atas. Kategori C ialah pegawai, pengusaha kecil, militer, petani, nelayan, dan orang tua yang pemah mendapat pendidikan HIS. Orang tua yang termasuk kategori C ini dianggap sebagai golongan/kelas menengah bawah.

Kategori A dan B dianggap kelas atas dan mendapat prioritas pertama dalam memasukkan anaknya ke HIS. Akan tetapi, dalam praktiknya berlainan. Berdasarkan hasil penelitian Komisi HIS antara tahun 1912 sampai dengan tahun 1927, ternyata murid-murid HIS lebih banyak berasal dari golongan menengah bawah (kategori C). Hal itu antara lain disebabkan HIS dibuka pula oleh pihak swasta, di antaranya Paguyuban Pasundan.

Terlepas dari ketentuan pemerintah, HIS telah mem-buka kesempatan bagi golongan berpenghasilan rendah dan pihak swasta untuk memperoleh pendidikan dengan sistem kolonial (Barat). Hal ini berarti adanya peningkatan pendidikan golongan bumiputra, bahkan lama belajar di HIS pun ditingkatkan dari lima tahun (Sekolah Kelas Satu) menjadi enam tahun, kemudian meningkat menjadi tujuh tahun." Pada waktu itu HIS Negeri (pemerintah) di Jawa Barat antara lain terdapat di Batavia, Bandung, Sumedang, Ciamis, dan Kuningan.

HIS Pasundan (Swasta) terdapat di Bandung, Ciparay, Sukabumi, Cianjur, Bogor, Krawang, Purwakarta, Tasikmalaya,' dan kota-kota lainnya. Sumber : Sejarah Tatar Sunda.Oleh.Nina H. Lubis.DKK.2003.


Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Sejarah Pendidikan Bumiputra-Belanda Di Jawa Barat

Posting Komentar