Arsitektur Rumah Adat Sunda di Kuningan

Dijual Buku Antik dan Langka


Rumah Adat Sunda Di Kuningan.
Bila kita berkaca pada arsitektur tradisional/nusantara, arsitektur sanggup melampaui batas-batas fisik (fungsi arsitektur). Arsitektur juga dipakai sebagai medium bagi makna kehidupan yang lebih luas (nenek moyang kita menitipkan warisan makna di berbagai hal, tidak hanya melalui elemen arsitektur, tetapi juga melalui dongeng/cerita rakyat, lagu daerah, motif ornamen, motif tenun, motif batik, dll). Misalnya dalam tata ruang kampung adat sunda, sampai sekarang wilayahnya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: permukiman, perkebunan, hutan keramat.

Arsitektur tidak hanya tentang tipologi rumahnya (yang juga banyak makna) tetapi juga keseimbangan lingkungan alamnya yang terbukti lestari. Bumi kita akan memiliki keseimbangan alam yang baik bila prinsip ini dipakai pada setiap perencanaan lahan.




Bentuk rumah adat Sunda di kampung Cikupa desa Citangtu kabupaten Kuningan Jawa Barat. Dinding terbuat dari anyaman bambu,pelindung atap terbuat dari alang-alang.Bentuk atap mirip rumah tradisional Sasadu di Nusatenggara Timur. Foto dibuat tahun 1930.


Arsitektur tradisional Sunda di desa Krucuk Kabupaten 
Kuningan Jawa - Barat dengan bentuk yang sangat sederhana

Suhunan jolopong dikenal juga dengan sebutan suhunan panjang, di kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang pada era tahun 30 an atap ini disebut dengan suhunan Jepang. Jolopong adalah istilah Sunda artinya tergolek lurus, bentuk jolopong merupakan bentuk yang cukup tua sekali karena bentuk ini terdapat pada bentuk atap saung (dangau). Bentuk jolopong memiliki dua bidang atap saja, kedua bidang atap ini dipisahkan oleh jalur suhunan ditengah bangunan rumah.

Kebalikan jalur suhunan itu sendiri merupakan sisi yang sama atau rangkap dari kedua bidang atap. Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap yang bersebelahan. Sedangkan pasang sisi lainnya lebih pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus kedua ujung suhunan itu, dengan demikian di kedua bidang atap itu berwujud dua buah bentukan persegi panjang.

Sisi-sisinya bertemu pada kedua ujung suhunan. Pada tiap ujung batang suhunan, kedua sisa atap pendek membentuk sudut pundak dan apabila kedua ujung bawah kaki itu dihubungkan dengan suatu garis imajiner akan terwujudlah segitiga sama kaki Bentuk rumah semacam ini dapat dijumpai di Kampung Dukuh Kabupaten Garut.




Rumah adat Sunda di Kuningan Jawa - Barat dengan bentuk panggung


Bentuk rumah panggung bagi masyarakat Sunda memiliki makna yang mendalam tentang pola keseimbangan hidup dimana harus selarasnya antara hubungan vertikal (interaksi diri dengan Tuhan) dengan hubungan horizontal (interaksi diri dengan lingkungan alam semesta) manifestasi ini nampak dari bangunan rumah yang tidak langsung menyentuh tanah.



Rumah adat Sunda dengan bentuk panggung di desa
 Cikaska kabupaten Kuningan Atap dapur dibuat lebih pendek 
pelindung atap terbuat dari genting foto dibuat tahun 1930


Pada umumnya rumah adat sunda disebut dengan rumah panggung dinamai demikian karena posisi rumah melayang di atas permukaan tanah yang diberi tumpuan terbuat dari batu kali dan ditopang oleh beberapa pondasi tumpuan tersebut disebut wadasan, titinggi, umpak, tatapakan dengan ketinggian sekitar 40 s/d 60 cm. Ruang tanah dangan pondasi rumah disebut kolong imah (kolong rumah), kolong rumah dibuat sedemikian rupa dengan maksud tertentu diantaranya untuk menyimpan kayu bakar dan paranje (Sunda=kandang ayam)untuk ternak ayam dan sebagainya.
Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Arsitektur Rumah Adat Sunda di Kuningan

Posting Komentar