Dalam perkembangannya, seni lukis Indonesia bisa dibagi dalam tiga tahap yaitu dari zaman sebelum kemerdekaan, zaman jepang dan masa setelah kemerdekaan.
Sebelum kemerdekaan
Mulai pada tahun 1511, ketika Portugis menduduki Malaka, datang delegasi Majapahit dengan membawa kain panjang yang di dalamnya terdapat lukisan peperangan, arak-arakan raja dengan diiringi kuda dan gajah, serta raja sendiri yang dikelilingi empat buah bendera.
Kemudian kidung Sunda (abad ke-16) menceritakan bahwa kerajaan Majapahit mengirimkan pelukisnya ke Jawa Barat untuk melukis putri Sunda (Pajajaran) . Tentang potret ini tidak bisa disebutkan gaya dan tekniknya, dan tidak bisa ditarik analogi dengan lain, bali misalnya.
Setelah VOC menginjakkan kakina di bumi Indonesia pengaruh barat dalam lukisan dibawanya serta masuk. Misalnya lukisan dari tokoh-tokoh dalam buku testamen, lukisan perahu, orang menunggang kuda, dan orang telanjang, muncul pada zaman ini. Pada tahun 1637 ada lukisan tentang perahu Belanda yang sedang berlabuh di Batavia. Pada masa ini Belanda juga menghadiahkan lukisan-lukisan : Lukisan perahu Belanda dihadiahkan kepada raja Bali, lukisan pemandangan pelabuhan Jendral Jan Peterzoon Coen.
Pada masa Raffles perhatian hanya pada lukisan Jawa saja.
Seni lukis Bali, daerah-daerah lainnya atau Islam, tidak mendapat perhatiannya.
Sejak abad 19 mulai muncul pelukis-pelukis dengan pendidikan Barat. Misalnya Raden Saleh (1816-1910). Selama masa tinggalnya diEropa ia banyak dipengaruhi oleh Delacroix, pelukis Prancis dengan aliran romantik dan warna-warni baru.
Sekembalinya ke Indonesia Raden Saleh banyak pula melukis pemandangan, juga melukis potret Sultan dan keluarganya.
Setelah Raden Saleh meninggal muncul beberapa pelukis pemandangan alam , antara lain Abdullah Surio Subroto (1878-1941). Ia adalah Ayah dari pelukis terkenal Basuki Abdullah.
Selain Abdullah Surio Subroto, pada masa ini juga dikenal Mas Pringadie (1875-1936), ia banyak melukis pemandangan alam dari tipe rakyat. Wakidi yang mendapat pendidikan Barat tinggal di Sumatra Selatan, dan banyak melukis gunung, air dan gelombang.
Tahun 1922 berdiri Taman Siswa. Pada perguruan yang memberi pelajaran melukis ini, muncul pula beberapa nama pelukis terkenal. Seperti Mochamad Syafei, Sudjojono, Basuki Resobowo, Rusli dan Alibasjah. Patut diketahui bahwa Sudjojono banyak membawakan gaya Indonesia.
Pada tahun 1937 Sudjojono dan Agus Djajasuminta mendirikan " Persagi" (Persatuan Ahli Gambar Indonesia). Tahun 1939 Sudjojono menghasilkan lukisan yang dikenal sebagai lukisan terbaik yaitu " before the open Kelambu" (Claire Holt,1967).
Tahun berikutnya ia melahirkan "Cap Go Me" yang dalam hal gaya dan tema kelihatan baru. Sumber Artikel : Kapita Selekta Manifestasi Budaya Indonesia.1986.
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas
Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
Posting Komentar