ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA AA.NAVIS |
Secepat berlari didalamnya, secepat perempuan mencopoti pekayuannya. Dan yang terutama ialah sipat masabodoh, manusia sekarang,yang tak hendak memelihara apa yang tak dijaga lagi.
Dan biangkeladi dari kerobohan ini ialah sebuah dongengan yang tak dapat disangkal kebenarannya.
Beginillah kisahnya.
Sekali hari aku datang pula mengupah,kepada kakek. Biasanya kakek gembira menerimaku,karena aku suka memberinya wang. Tapi sekali ini kake begitu muram. Disudut benar ia duduk dengan lututnya menegak menopang tangan dan dagunya. Pandangannya sayu kedepan,seolah-olah ada sesuatu yang mengamuk pikirannya. Sebuah beleksusu yang berisi minyak kelapa,sebuah asahan halus, kulit sol panjang dan pisau cukur tua berserakan disekitar disekitar kaki kakek.
Tidak pernah aku melihat kakek begitu durja dan belum pernah salamku tak disahutnya seperti saat itu. Kemudian aku duduk disampingnya dan aku jamah pisau itu. Dan aku tanya kakek : "pisau siapa, kek?"
"Ajo Sidi"
"Ajo Sidi?"
Kakek tak menyahut. Maka aku inagat Ajo Sidi,sipembual itu. Sudah lama aku tak ketemu dia. Dan aku ingin ketemu dia lagi. Aku senang mendengar bualannya. Ajo Sidi bisa menigikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari. Tapi ini jarang terjadi karena ia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sebagai pembual,sukses terbesar baginya ialah karena semua pelaku-pelaku yang diceritakannya menjadi model orang untuk diejek dan ceritanya menjadi pameo akhirnya. Ada-ada saja orang-orang sekitar kampungku yang mencocoki watak dari pelaku-pelaku ceritanya.
Ketika sekali ia menceritakan bagaimana sifat seekor katak,dan kebetulan ada pula seorang yang ketagihan jadi pemimpin berkelakuan seperti katak itu,maka untuk selanjutnya pemimpin tersebut kami sebutkan pemimpin katak.
Tiba-tiba aku ingat lagi pada kakek dan kedatangan Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi telah membuat bualan tentang kakek? Dan bualan itukah yang mendurjakan kakek? Aku ingin tahu. Lalu aku tanya kakek lagi:
"Apa ceritanya,kek?"
"Siapa?"
"Ajo Sidi"
"Kurang ajar dia" kakek menjawab lesu.
"kenapa?"
"Mudah-mudahan pisau cukur ini,yang kuasah tajam-tajam ini mengogoh tenggorokannya"
"Kakek marah?"
"Marah? Ya,kalau aku masih muda,tetapi aku sudah tua. Orangtua menahan ragam. Sudah lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak karenanya,ibadatku rusak karenanya. Sudah lama aku berbuat baik,beribadat,bertawakal kepada Tuhan. Sudah begitu lama aku menyerahkan diriku kepadaNya. Dan Tuhan akan mengasihi orang yang sabar dan tawakal.
Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan kakek jadi memuncak. Aku tanya lagi kakek: "Bagaimana katanya, kek?"
Tapi kakek diam saja. Berat hatinya bercerita
barangkali. Karena telah berulang-ulang bertanya,lalu ia yang bertanya padaku. "Kau kenal padaku,bukan? Terkutuklah perbuatanku? Dikutuki Tuhankah semua pekerjaanku?" Bersambung ke Bagian 1 2 3 4 5 6 7 8
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas
Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
Posting Komentar