Napak Tilas Jalan Raya Pos Anyer Panarukan
Di Semarang jalan pos terbagi dua, yang satu melanjutkan jalan pos utama kebagian timur Keresidenan dan yang lain menuju selatan ke Keresidenan Kedu, Yogyakarta dan Surakarta. Sepanjang jalan selatan ini terdapat tempat-tempat pertukaran kuda tetapi bukan bukan perposan.
Untuk pergi ke Surakarta atau Yogyakarta, harus dicari kuda sendiri di Bawen dengan bantuan pemilik penginapan di Semarang. Untuk perjalanan selanjutnya dapat diperoleh kuda dari daerah Surakarta atau Yogyakarta.
Di Jatingaleh 5 pal dari Semarang kereta pos harus ditarik dengan bantuan beberapa sapi di depan kuda untuk melalui jalan yang menanjak sekali.
Jalan pos raya sejak Ibukota Semarang menjurus ke timur melalui Karang Tengah dan Demak menuju Kudus. Pada jalur ini terdapat 4 stasion atau tempat pertukaran. Dari Kudus ada jalan kearah barat laut melalui Mayonglor menuju Jepara. Ketika itu Jepara mundur sehingga dipandang tidak perlu dilalui jalan pos untuk menghubungkan dengan kota-kota dagang di pantai utara Jawa. Tidak mengherankan bahwa tempat kedudukan pemerintah pada tahun 1810 oleh Daendels dipindahkan ke Pati.
Jalan Pos dari Kudus menuju Rembang melalui Pati dan Juwana melalui jalur yang sebagian lurus ke arah timur laut, setelah menyeberangi Sungai Juwana dengan rakit tercapailah Rembang. Dari sini Jalan Pos menyusur pantai menjurus ke timur melalui Lasem dan Bancar Tuban, suatu daerah yang kering di mana jalan-jalannya terbuat dari batu-batu kapur yang tidak rata. Sepanjang 68 pal terdapat 10 stasion. Jalan pos selanjutnya melewati pacitan, terus keselatan melalui Sedayu dan Gresik menuju Surabaya. pada jarak ini jalan Pos melampaui daerah rendah yang sebagian besar berawa-rawa.
Dari Surabaya jalan pos yang membelah menuju kota menjurus kesebelah selatan menuju Wonokromo sampai Sungai Kalimas yang harus diseberangi melalui jembatan kayu sepanjang 50 meter. 32 pal setelah itu, ke jurusan selatan, jalan pos melalui tempat-tempat pertukaran Jombor, Sidokare (sejak 1859 dinamakan Sidoarjo) Porong dan Bangil.
Di Keresidenan Surabaya terdapat perposan yang baik di porong, Sidokare (Sidoarjo tempo dulu) dan Brawangan dimana selalu terdapat kuda baik keperluan Cikarpos maupun Kereta Pos, sehingga perhubungan dengan distrik-distrik yang dekat disekitarnya dapat diadakan dengan cepat dan teratur. Selanjutnya masih terdapat jalan kepedalaman yang menjurus kebarat-daya keperbatasan Kediri. Sumber: Sejarah Pos dan Telekomukasi Indonesia 1980
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas
Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.
Posting Komentar