Bentuk Arsitektur Mesjid Kuno di Jawa Barat

Dijual Buku Antik dan Langka


Masjid Agung Bandung antara tahun 1950 - 1970



Arti Mesjid.
Ditinjau dari segi etimologi, masjid berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata sajada-sujud-masjad/masjid. Sujud mengandung arti taat, patuh, dan tunduk dengan hormat. Makna-makna ini diekspresikan secara lahiriahnya dalam bentuk meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi.

Tempat yang dibangun khusus untuk melakukan sujud seperti ini secara rutinitas disebut masjid. Dalam ilmu tata bahasa Arab atau gramatikal bahasa Arab kata masjid dinamakan ismu makan, yaitu kata benda yang menunjukkan pada arti tempat. Jadi masjid berarti tempat bersujud. inilah pengertian sehari-hari bagi umumnya umat Islam, masjid sebagai bangunan tempat mendirikan shalat bagi umat Islam.

Akan tetapi, akar kata masjid yaitu sajada, mengandung makna tunduk dan patuh serta taat, maka hakekat masjid itu adalah tempat melakukan segala macam aktivitas yang mengndung kepatuhan kepada Allah Swt. Dengan kata lain, bahwa masjid itu berarti suatu tempat melakukan segala aktivitas manusia yang mencerminkan nilai-nilai kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.

Masjid Agung Manonjaya merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Tasikmalaya yang didirikan tahun 1837.

Masjid Agung Manonjaya dibangun pada tahun 1837 M. Namun, ada pula yang menyebutkan, masjid ini dibangun pada tahun 1832 M. Terlepas dari kedua data tersebut, yang pasti, masjid itu sudah berdiri lebih dari 170 tahun.

Masjid kebanggaan warga Tasikmalaya, Jawa Barat, ini terletak di Dusun Kaum Tengah, Desa Manonjaya, Kecamatan Manonjaya, Tasikmalaya. Selain karena usianya yang panjang, masjid ini juga memiliki ciri khas tersendiri dari segi arsitekturnya.

Dengan usianya yang mendekati dua abad itu, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Masjid Manonjaya yang memiliki luas sekitar 1.250 meter persegi ini menjadi kawasan cagar budaya (purbakala) yang wajib dilindungi dan dilestarikan. Ketetapan pemerintah itu dikeluarkan oleh Badan Arkeologi RI yang merujuk UU Kepurbakalaan pada 1 September 1975 bersama dengan Masjid Agung Sumedang.

Meskipun sudah melalui renovasi beberapa kali,bentuk aslinya tetap dipertahankan. Renovasi yang dilakukan secara bertahap, bertujuan untuk menyesuaikan dengan jumlah masyarakat yang semakin meningkat setiap tahunnya

Pembangunan mesjid agung Garut tidak bisa dipisahkan dengan pembangunan kabupaten Garut. Berdasarkan catatan sejarah, pada tanggal 15 September 1813 pertama kali dibangun sarana dan prasarana ibukota yaitu pendopo, kantor asistén residen, mesjid, penjara, dan alun-alun. Tetapi jika melihat nisan kuburan yang terletak di samping mesjid agung, mesjid ini kiranya dibangun pada tahun 1809 atau bahkan sebelumnya. Lantaran didinya kapanggih angka taun 1809. Ada sebuah tradisi pada masa itu bahwa yang disebut kuburan pasti dibuat di dekat mesjid layaknya mesjid-mesjid di Jawa seperti mesjid agung di Demak dan Banten.

Bangunan masjid Agung Sukabumi berupa bangunan permanen yang megah seluas sekitar 2000 m2. Masjid ini telah mengalami beberapa kali renovasi. Setidaknya telah mengalami  5 kali renovasi, yaitu tahun 1925, 1945, 1966, 1994, dan 2004. Renovasi-renovasi tersebut mengubah dan menambah unsur dan luas bangunan masjid.

Bangunan masjid meliputi bangunan masjid yang terbagi menjadi bangunan dalam masjid dan serambi. Selain itu, masjid dilengkapi dengan menara, tempat wudu dan toilet, serta halaman yang cukup luas dengan permukaan dilapisi keramik.





Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Bentuk Arsitektur Mesjid Kuno di Jawa Barat

Posting Komentar