Bandung Tempo Dulu dan Sekarang

Dijual Buku Antik dan Langka

Anak - Anak Eropa di Bandung 25 Desember 1930


Cerita dimulai dengan kedatangan seorang Oma muda dari Negeri Belanda, yang bernama Gerda.

"Mengapa ya, hawa Kota Bandung sekarang terasa sangat panas ?" ungkap mevrouw Gerda yang tak mau disebut nama keluarganya.

Ia lahir dan dibesarkan di Bandung (Bandoenger) meninggalkan kota kelahirannya pada tahun 1957 dan kembali menjenguknya sebagai turis pada tahun 1982.

Apa komentar lainnya tentang Bandung, kampung halamannya yang kedua ...?

"Tidak ada yang baru dan aneh di kota ini. Saya masih bisa mengenali segala apa yang telah ada sejak masa Voor de Oorlog (jaman sebelum perang)."

" Tapi maaf ya, rasa-rasanya kota ini kurang terjaga kebersihannya. Dan saya merasa kehilangan ... itu lho burung-burung dan kerimbunan pepohonan di pusat kota. Hampir saya tidak bisa membedakan keramaian lalu-lintas kota ini dengan jakarta. Begitu pula udaranya, pengap tidak bersih sejuk segar seperti Bandung tempo dulu lagi."

"Kamu tahu jongeman (orang muda), mijn Oom adalah salah seorang Voorzitter (ketua) perkumpulan olah raga " SIDOLIG di Bandung. Kamu tahu gak SIDOLIG verkorting (singkatan) dari apa..?  SIDOLIG adalah  " Sport in de Open Lucht is Gezond " artinya: " Olahraga di Alam Terbuka itu Sehat ". Itulah verkorting nya dari SIDOLIG."  kata si mevrouw.

"Nah, sekarang coba kamu olahraga di di alam terbuka Kota Bandung, mungkin pernapasanmu bisa terganggu ".

"Ya, tentu saja atuh mevrou! karena Bandung baru saja ditimpa hujan abu Gunung Galunggung. Selain itu saya pun sering lari pagi dan sore di alam terbuka,tapi alhamdulillah pernapasan saya tidak terganggu" Kilah Haryoto Kunto tak mau kehilangan muka.

"Oh, kalau begitu kamu orang sudah kebal !! tukas si Nini Gerda sambil nyerocos meneruskan komentar tentang Bandung, Kota kelahirannya. 

"Ada satu hal yang musti kamu ketahui Jongeheer!!. "Memang agak aneh rasanya, mentari Kota Bandung sekarang lebih kering panas menyengat ketimbang sorot mentari Bandung tempo doeloe, yang ramah hangat membelai kulit". cerita Mevrouw Gerda sambil mengusap lengannya yang merah membara (euceuy).

"Ah, mevrouw ini mengada-ada saja! ujar Haryoto Kunto. Sejak saya lahir mentari Kota Bandung masih yang itu-itu juga !" jawab penulis menirukan syair lagu "Mentari" karya Iwan Abdurahman.

" Terserah kalau tidak percaya ! Namun bagaimanapun terik sorot mentari disini, tidak akan pernah  mengurangi rasa cinta kepada kota kelahiranku ini", tukas mevrouw Gerda menutup obrolannya. Sumber Wajah Bandoeng Tempo Doeloe PT Granesia 1984 - Oleh Haryoto Kunto.



Dijual Buku Antik dan Langka Sastra Sejarah Dll
Dijual Majalah Cetakan Lama
Dijual Buku Pelajaran Lawas

Postingan terkait

Saya JAY SETIAWAN
tinggal di kota Bandung. Selain iseng menulis di blog, juga menjual buku-buku bekas cetakan lama. Jika sahabat tertarik untuk memiliki buku-buku yang saya tawarkan, silahkan hubungi Call SMS WA : 0821 3029 2632. Trima kasih atas kunjungan dan attensinya.

Bandung Tempo Dulu dan Sekarang

Posting Komentar